IKNPOS.ID – Kinerja ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia yang mengalami pelemahan mendorong pengusaha untuk mengalihkan fokus ke pasar domestik.
Salah satu pasar yang kini dibidik adalah kebutuhan furnitur di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dengan kondisi ekspor yang belum stabil, pengusaha mebel berupaya memanfaatkan potensi besar dari proyek pembangunan di IKN.
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Dedy Rochimat, mengungkapkan bahwa pengusaha mebel saat ini tengah didorong untuk memperluas pasar lokal guna mencapai target pertumbuhan senilai US$2,2 miliar hingga akhir tahun 2024.
“Semester I/2023 ini kan sudah mencapai US$1,1 miliar. Mudah-mudahan bisa mencapai US$2,2 miliar paling tidak hingga akhir tahun,” kata Dedy kepada wartawan di Tangerang, ditulis Kamis 29 Agustus 2024.
Dedy mengakui, bahwa industri mebel Indonesia tengah terpuruk akibat kondisi ekonomi global yang tidak stabil, terutama di pasar ekspor utama seperti Amerika Serikat dan Eropa.
“Kita memang tertinggal dari Vietnam dan Malaysia yang memiliki pangsa ekspor lebih besar,” ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk furnitur (kode HS 94) mengalami penurunan dari US$3 miliar pada tahun 2021 menjadi US$2,9 miliar pada tahun 2022.
Pada semester pertama 2023, nilai ekspor furnitur dan kerajinan mencapai US$1,1 miliar.
Untuk mengejar target US$2,2 miliar di tahun ini, Asmindo kini tengah mengincar potensi besar yang ada di IKN.
“Seiring dengan rencana pembangunan berbagai proyek di IKN, seperti hotel, apartemen, dan perkantoran, kebutuhan akan furnitur diperkirakan akan meningkat tajam, ucapnya.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah meminta para pengusaha furnitur untuk tidak ketinggalan momentum dalam pembangunan IKN.
“Harapannya kita bisa memasok 100 persen kebutuhan furnitur di IKN. Ini menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri, apakah mereka siap atau tidak,” ujar Teten.
Teten juga menegaskan pentingnya memprioritaskan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan furnitur di IKN.
“Kebutuhan di IKN sangat besar, mulai dari perkantoran, rumah tapak, hingga hotel. UMKM juga diharapkan bisa mengambil bagian dalam kesempatan ini,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya menggali potensi pasar di IKN, Teten berencana membawa para pengusaha yang tergabung dalam Asmindo untuk berkunjung langsung ke IKN pada 21 September 2024.
“Saya nanti akan ajak mereka ke IKN, kebetulan ada rencana dengan Kepala Otorita IKN untuk melihat konsep pembangunan termasuk kebutuhan furnitur,” pungkas Teten.
Dengan fokus baru ini, diharapkan industri furnitur Indonesia mampu bangkit dari pelemahan kinerja ekspor dan memperkuat posisinya di pasar domestik.