IKNPOS.ID – Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mencatatkan pencapaian luar biasa sepanjang tahun 2024 dengan berhasil memperoleh lima proyek terbesar, yang mendominasi nilai kontrak baru yang dibukukan perusahaan hingga Juli 2024.
Berdasarkan data internal, ADHI berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp12 triliun hingga pertengahan tahun ini.
Segmen engineering dan konstruksi menjadi kontributor utama, dengan menyumbang 90% dari total nilai kontrak baru tersebut.
Dari jumlah itu, lima proyek tercatat sebagai peraih nilai kontrak terbesar yang dikantongi ADHI sepanjang Januari hingga Juli 2024.
Proyek dengan nilai kontrak terbesar yang diraih ADHI adalah proyek sarana prasarana Tambak Udang Sumbawa dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), dengan nilai kontrak mencapai Rp3,2 triliun.
Di posisi kedua, proyek Istana Wakil Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, menyusul dengan nilai kontrak sebesar Rp1,3 triliun.
“Itu adalah dua proyek terbesar kami,” ujar Direktur Operasi I ADHI, A. Suko Widigdo, dalam Pubex Live 2024 yang digelar secara daring pada Rabu (28/8/2024).
Selain itu, tiga proyek terbesar lainnya yang diperoleh ADHI adalah proyek EPCC Jetty & Propylene Storage Tank senilai Rp700 miliar, proyek Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase 2 dengan nilai Rp500 miliar, serta proyek Gedung Otoritas IKN yang bernilai Rp300 miliar.
Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson, menegaskan bahwa perolehan kontrak baru senilai Rp12 triliun per Juli 2024 ini mencerminkan komitmen perseroan dalam memperkuat posisi di sektor konstruksi nasional, meski dihadapkan pada tantangan ekonomi global.
“Dari sisi kinerja, ADHI mencatat laba bersih sebesar Rp13,8 miliar pada semester I/2024, meningkat 11% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp12,41 miliar,” ungkap Entus.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2024, ADHI mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,68 triliun selama enam bulan pertama tahun ini, yang sebagian besar disumbangkan oleh segmen teknik dan konstruksi dengan total Rp4,45 triliun.
Sementara itu, perseroan berhasil menurunkan beban pokok ADHI menjadi Rp5,15 triliun, turun 9,52% secara year-on-year (YoY).
Setelah diakumulasikan antara pendapatan dan beban, ADHI mencatatkan laba kotor sebesar Rp521,66 miliar.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta, menambahkan bahwa kenaikan laba perseroan ini didorong oleh beberapa proyek strategis, seperti Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN di IKN-Penajam Paser.
“Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan ADHI tetap mampu bertumbuh di tengah sentimen industri konstruksi yang kurang baik,” pungkas Rozi.