IKNPOS.ID – Susu telah lama menjadi minuman pokok bagi banyak orang. Kini, sebagian besar susu diperkaya dengan vitamin D, sebuah nutrisi penting yang mendukung kesehatan tulang dan fungsi tubuh lainnya. Penambahan vitamin D pada susu membantu memenuhi kebutuhan harian yang sulit didapatkan hanya dari makanan.
Vitamin D diperlukan dalam jumlah tertentu setiap hari. Bagi orang dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun, jumlah yang direkomendasikan adalah 800 IU atau 20 mcg per hari. Sedangkan anak usia 1–3 tahun membutuhkan 600 IU atau 15 mcg per hari. Meskipun ikan berlemak seperti salmon mengandung vitamin D alami, sebagian besar sumber makanan tidak cukup menyediakan nutrisi ini. Sebagai gantinya, tubuh memproduksi vitamin D saat kulit terpapar sinar matahari.
Sayangnya, tidak semua orang mendapatkan cukup paparan sinar matahari, terutama mereka yang tinggal di daerah utara atau jarang berada di luar ruangan. Faktor lain seperti obesitas, aktivitas fisik rendah, dan kondisi genetik tertentu juga dapat menyebabkan kadar vitamin D rendah. Oleh karena itu, konsumsi susu yang diperkaya vitamin D menjadi solusi mudah untuk meningkatkan asupan nutrisi ini.
Related Post
Di banyak negara, termasuk Kanada dan Swedia, penambahan vitamin D pada susu dilakukan secara wajib. Di Amerika Serikat, meskipun tidak diwajibkan, produsen susu umumnya menambahkan vitamin D secara sukarela. Praktik ini dimulai sejak tahun 1930-an sebagai upaya kesehatan masyarakat untuk mencegah rakhitis, yaitu kondisi yang menyebabkan tulang anak berkembang tidak normal.
Vitamin D bekerja sinergis dengan kalsium dalam susu untuk memperkuat tulang. Kombinasi ini juga membantu mencegah osteomalasia, kondisi tulang lunak yang biasanya dialami orang dewasa. FDA memperbolehkan produsen menambahkan hingga 84 IU vitamin D3 per 100 gram susu sapi atau 84 IU vitamin D2 per 100 gram susu nabati. Penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa setelah fortifikasi susu wajib diterapkan, 91% peminum susu memiliki kadar vitamin D yang cukup, meningkat signifikan dari 44% sebelum aturan tersebut.
Terverifikasi Dewan Pers