IKNPOS.ID – Kalimantan Timur (Kaltim) siap menjadi pusat kemandirian energi nasional. Penegasan komitmen itu disampaikan Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud.
Sang gubernur menegaskan peran strategis provinsi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut sebagai penopang utama ketahanan energi Indonesia sekaligus motor penggerak transisi energi hijau di masa depan.
“Kaltim sudah lebih dari 50 tahun menyalakan energi untuk Indonesia. Bahkan jauh sebelum merdeka, bangsa Kutai sudah bekerja sama dengan Belanda untuk memproduksi minyak bumi pada 1897. Tahun 1903, minyak pertama kali keluar dari Tarakan dan Sanga-Sanga,” ujar Rudy, Kamis, 16 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, hingga kini Kaltim masih menjadi tulang punggung energi nasional dengan produksi 53 ribu barel minyak per hari dan 1,1 juta kaki kubik gas per hari.
Angka itu diproyeksikan melonjak pada 2028-2029 menjadi 100 ribu barel minyak dan 1,8 juta kaki kubik gas per hari.
“Ini adalah anugerah Tuhan kepada Kaltim untuk seluruh bangsa. Tapi tentu kami ingin agar daerah penghasil seperti Kaltim diberi kewenangan lebih besar untuk mengelola nilai tambahnya,” katanya menegaskan.
50 Persen Produksi Batu Bara Nasional dari Kaltim
Lebih jauh, Rudy mengungkapkan, dari total produksi batu bara nasional yang mencapai 836 juta ton per tahun, lebih dari 50 persen atau 437 juta ton berasal dari Kaltim.
“Batu bara ini kami persembahkan untuk Indonesia tercinta. Tapi tentu kami juga berharap, pemerintah memberi ruang lebih luas kepada daerah untuk mengembangkan turunan industri energi di dalam negeri,” katanya pula.
Ia juga menyoroti tantangan besar dalam pemenuhan energi dalam negeri, terutama untuk kebutuhan pembangkit listrik independen (Independent Power Plant).
“Kebutuhan batu bara nasional sekitar 150 juta ton per tahun, dan sebagian besar dipasok dari Kalimantan. Namun tanpa infrastruktur yang memadai, sulit bagi daerah untuk menggerakkan roda ekonomi secara optimal,” ujarnya.
Rudy menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2024 tercatat 6,17 persen dengan target jangka menengah mencapai 8 persen. “Kuncinya adalah infrastruktur yang kuat agar uang berputar dan ekonomi tumbuh,” katanya.
Gubernur Kaltim Soroti Pentingnya Transisi Energi
Gubernur Rudy juga menyinggung pentingnya transisi energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dengan produksi 4,8-5,2 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun, Kaltim disebut siap menjadi pusat produksi biodiesel dan biofuel.