IKNPOS.ID – Sebuah kata memicu badai diplomatik dalam 24 jam terakhir. Media Israel, Times of Israel, memberitakan Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan bersejarah ke Tel Aviv pada Selasa, 14 Oktober 2025. Usut punya usut, sumber dari kabar yang menggemparkan ini ternyata bermula dari hal tak terduga: ucapan “Shalom” .
Dalam artikelnya Times of Israel menulis:
“Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan tiba besok di Israel, menandai kunjungan pertama seorang kepala negara dari Jakarta ke negara itu, menurut sumber yang mengetahui rinciannya. Subianto menyebut Israel dengan istilah yang sangat hangat selama pidatonya di PBB pada bulan September, mengakhiri pidatonya dengan kata “Shalom.” Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.”
Kata Shalom diucapkan Prabowo untuk menutup pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa, 23 September 2025 lalu.
Dalam pidato kenegaraan di forum dunia tertinggi itu, Prabowo menyampaikan poin penting tentang perdamaian di Timur Tengah.
Seperti dikutip dari situs resmi Kepresidenan RI https://www.presidenri.go.id, Prabowo Subianto menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik di Gaza.
“Kita harus memiliki Palestina yang Merdeka. Tetapi kita juga harus, kita juga harus mengakui. Kita juga harus menghormati dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita bisa memiliki perdamaian sejati, perdamaian yang nyata. Tanpa kebencian dan tanpa kecurigaan. Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara,” tegas Prabowo Subianto.
Pidato yang diakhiri dengan salam inklusif: “Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om Shanti Shanti Shanti Om. Namo Buddhaya. Thank you very much.”
Nah, inilah yang disalahtafsirkan oleh Israel. Mereka menganggap ucapan Shalom Prabowo sebagai ‘isyarat diplomatik’.
Dunia maya Israel langsung gempar. Seorang blogger, Ryan Aviv Fagan menulis di Times of Israel dengan analisis yang over-interpretasi.
“Ketika pemimpin negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia mengucapkan ‘shalom’, hal tersebut bukan sekadar retorika – melainkan sebuah isyarat,” tulisnya.