IKNPOS.ID – Di balik gemerlap panggung dan popularitas global K-Pop yang dibawa oleh gelombang Hallyu—dari BTS hingga Blackpink—tersembunyi realitas mengerikan bagi para calon idol.
Sebuah buku investigasi terbaru telah membuka kotak pandora mengenai eksploitasi dan tekanan ekstrem yang dialami 8 dari 10 trainee K-Pop perempuan di agensi hiburan Korea Selatan.
Temuan paling mengkhawatirkan: mayoritas trainee perempuan ini tidak mengalami menstruasi (amenore) akibat tekanan fisik dan mental yang tidak manusiawi selama masa pelatihan.
Seorang staf pengembangan trainee dari salah satu agensi besar Korea Selatan, yang diwawancarai dalam buku tersebut, mengonfirmasi fakta pahit ini:
“Delapan dari sepuluh trainee perempuan tidak menstruasi,” ungkapnya, seperti dikutip dari Korea Herald, pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Diet Kelaparan Demi Kesempurnaan Tubuh
Gambaran kehidupan trainee yang dipaparkan dalam buku investigasi tersebut sangat kontras dengan citra glamour yang dijual ke publik.
Hari-hari mereka adalah jadwal maraton . Dimulai pukul 5 pagi dan seringkali berakhir lewat pukul 2 dini hari.
Intensitas latihan yang ekstrem ini diperparah oleh tekanan tak terhindarkan untuk menjaga bentuk tubuh ideal.
Beberapa trainee dilaporkan rela hanya minum air selama berhari-hari tanpa asupan makanan demi mencapai standar fisik yang diminta agensi.
Pengawasan yang ketat dan jadwal menekan ini dimulai sejak mereka direkrut pada usia belasan tahun.
Korban Jangka Panjang Sistem Idol Training
- Dampak Kesehatan: Amenore (hilangnya menstruasi) adalah salah satu dari banyak masalah kesehatan yang diderita. Ini alarm bahaya bagi kesehatan tulang, hormonal, dan reproduksi di masa depan.
- Jeratan Finansial: Bagi mereka yang gagal debut—sebagian besar trainee—seringkali dibebani dengan utang besar kepada agensi. Kontrak eksklusif yang bersifat eksploitatif memaksa artis membayar kembali semua biaya pelatihan, akomodasi, dan promosi yang telah dikeluarkan agensi. Bahkan setelah mereka meninggalkan perusahaan.
Jeratan Finansial K-Pop Seumur Hidup
Buku investigasi yang ditulis oleh seorang jurnalis itu, tidak hanya fokus pada trainee dan idola. Jurnalis tersebut mewawancarai lebih dari 40 narasumber.