IKNPOS.ID – Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diproyeksikan menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi yang tangguh untuk menyongsong era pasca-minyak dan gas (migas) di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Dalam proyeksi pembangunan jangka menengah kita ke depan pariwisata diharapkan bisa menjadi sektor ekonomi untuk mendukung pascamigas,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, di Samarinda, Jumat (26/9) malam.
Menurut Ririn, ia optimistis mengingat capaian Kaltim yang berhasil menempati peringkat keempat dalam indeks pembangunan pariwisata nasional tahun 2024 dengan nilai 4,54.
Pencapaian ini, salah satunya didorong oleh efek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang meningkatkan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), sehingga turut mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Dispar Kaltim melihatnya sebagai peluang besar untuk menciptakan destinasi yang tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga pengunjung internasional, terutama dari negara tetangga.
Pasar wisatawan mancanegara yang sangat potensial untuk digarap berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, terlebih dengan adanya penjajakan pembukaan rute penerbangan langsung Samarinda-Brunei.
Rencana tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar penerbangan internasional tidak perlu lagi transit di Jakarta, melainkan bisa langsung mendarat di daerah, seperti dari Kuala Lumpur atau Bandar Seri Begawan menuju Balikpapan.
Kontribusi Sektor Pariwisata pada PAD Masih di Bawah 10 Persen
Ririn mengakui bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim saat ini masih di bawah 10 persen dan belum seoptimal destinasi mapan, seperti Bali atau Yogyakarta.
Oleh karena itu, strategi pengembangan pariwisata ke depan akan berfokus pada diversifikasi ekonomi melalui penguatan destinasi dan peningkatan penyelenggaraan berbagai ajang atau event berskala nasional maupun internasional.
“Kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui kolaborasi pentahelik yang solid antar berbagai pemangku kepentingan,” kata Ririn.