IKNPOS.ID – Meski sudah bertahun-tahun diterpa penundaan, kritik, hingga keraguan soal transparansi, Pi Network tetap berhasil mempertahankan basis penggemar setia yang jumlahnya jutaan orang di seluruh dunia.
Uniknya, jutaan “Pioneers” sebutan bagi pengguna Pi Network masih rela membuka aplikasi setiap hari hanya untuk menekan satu tombol mining.
Pertanyaannya, apa yang membuat Pi Network begitu bertahan lama, bahkan di tengah badai kritik?
Awal Mula: Mining dari Smartphone
Diluncurkan pada 2019 oleh sekelompok pendiri lulusan Stanford, Pi Network mengusung ide revolusioner: mining tanpa perangkat keras mahal atau listrik besar.
Alih-alih, Pi menggunakan Stellar Consensus Protocol (SCP) serta konsep security circles untuk menciptakan keamanan jaringan.
Dengan metode ini, siapa pun dengan smartphone bisa menambang koin Pi tanpa perlu GPU atau rig mining.
Konsep ini membuat Pi Network digadang-gadang sebagai “crypto ramah lingkungan” sekaligus gerbang masuk bagi masyarakat awam ke dunia blockchain.
Mainnet Akhirnya Dibuka, Tapi…
Setelah penantian panjang, pada Februari 2025 Pi Network akhirnya membuka akses mainnet untuk perdagangan eksternal dan transfer token. Harapan pun membuncah: inilah saat di mana Pi benar-benar bisa diuji di pasar terbuka.
Namun kenyataannya tidak semulus yang dibayangkan. Banyak pengguna terhambat di proses Know Your Customer (KYC), migrasi koin berjalan lambat, dan akses ke mainnet belum merata.
Walaupun begitu, hype tetap bertahan bahkan sempat mendorong harga Pi ke US$3, sebelum kemudian ambruk hingga sekitar US$0,34 pada September 2025.
Kritik dan Kontroversi Pi Network
Di balik popularitasnya, kritik terhadap Pi Network terus bermunculan. Berikut beberapa poin penting yang sering disorot:
Sentralisasi penuh di tangan tim inti
Meski mengaku sebagai jaringan terbuka, hampir semua node validator masih dikendalikan oleh pengembang inti, bukan komunitas. Hal ini membuat Pi dianggap tidak benar-benar decentralized.Tokenomics yang buram
Total suplai Pi ditetapkan 100 miliar token, dibagi untuk komunitas, tim inti, foundation, dan likuiditas. Namun jumlah koin yang benar-benar beredar sangat bergantung pada migrasi ke mainnet — yang masih banyak tertunda.Sistem referral mirip MLM
Untuk mempercepat mining, pengguna perlu membangun security circle lewat referral. Kritik muncul karena sistem ini dinilai menyerupai skema multi-level marketing.Listing terbatas dan likuiditas rendah
Meski sudah mainnet, Pi hanya tersedia di bursa menengah seperti OKX, Gate.io, Bitget, dan MEXC. Binance dan Coinbase belum berani melisting Pi.Volatilitas harga ekstrem
Dari sempat naik ke US$3 lalu jatuh ke bawah US$0,35, harga Pi jadi sulit diprediksi. Rumor juga menyebut adanya dompet misterius yang mengumpulkan ratusan juta koin Pi, memicu dugaan manipulasi.Risiko privasi dari KYC
Pengguna diwajibkan mengunggah KTP dan foto selfie untuk lolos KYC. Data ini disimpan di server terpusat, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan data pribadi.
Kenapa Hype Pi Network Masih Bertahan?
Meski sarat kontroversi, antusiasme terhadap Pi Network tetap luar biasa. Setidaknya ada tiga alasan utama: