KNPOS.ID – Harga Pi Network sempat anjlok signifikan hingga menyentuh level terendah di kisaran $0,25. Meski begitu, komunitas Pi Coin diimbau untuk tetap tenang karena indikator teknikal mulai memperlihatkan sinyal pemulihan. Pergerakan grafik yang mulai mengarah ke atas menjadi harapan bahwa aset ini segera memasuki fase rebound.
Sekarang sejumlah indikator menunjukkan potensi kenaikan besar dalam waktu dekat. Pergerakan harga Pi Coin cenderung stabil di area bawah dan menguji level support penting. Situasi ini kerap dianggap sebagai fase konsolidasi sebelum terjadinya pergerakan besar menuju arah positif.
Beberapa analis pasar kripto menyebut bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan upaya untuk “menggoyang tangan lemah” atau menguji psikologi para trader ritel.
Related Post
Tekanan harga di level rendah sering kali memicu kepanikan dan membuat investor menjual asetnya terlalu cepat. Padahal, fase ini justru bisa menjadi momen akumulasi sebelum harga naik signifikan.
Para penggemar Pi Coin mengingatkan komunitas untuk tetap tenang dan sabar menghadapi pergerakan harga saat ini. Mereka menilai Pi Coin memiliki fundamental yang kuat dan masih menyimpan potensi besar di masa depan.
“Jangan panik, ini hanya persiapan untuk pergerakan naik yang lebih besar,” demikian seruan yang banyak beredar di komunitas Pi Coin.
Jika melihat pola sebelumnya, pergerakan harga Pi Coin sering kali diikuti lonjakan volume perdagangan sebelum terjadinya reli. Investor yang terlalu cepat melepas asetnya berisiko kehilangan kesempatan meraih keuntungan saat harga mulai meroket.
Oleh sebab itu, strategi menahan (HODL) dinilai lebih bijak untuk saat ini, terutama bagi mereka yang percaya dengan visi jangka panjang proyek Pi Network.
Kendati demikian, investor tetap disarankan untuk berhati-hati dan melakukan manajemen risiko yang baik. Pasar kripto dikenal sangat volatil sehingga setiap keputusan investasi harus didasarkan pada analisis mendalam.
Hindari mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi atau fear of missing out (FOMO) yang dapat merugikan di kemudian hari.
Terverifikasi Dewan Pers