IKNPOS.ID – Di tengah hutan hijau Kalimantan Timur, terdapat sebuah tempat di mana seni dan teknologi berpadu padan dalam sentuhan harmoni yang sempurna.
Ya, workshop I Nyoman Nuarta di Sepaku menjadi saksi dari proses kreatif pembuatan bilah Garuda yang megah, yang kini telah menghiasi Istana Presiden di ibu kota Nusantara (IKN).
Ketika tim IKNPOS.ID berkunjung langsung ke area workshop, suara mesin dan dentingan alat-alat kerja seakan menyambut riuh.
Bau khas logam yang dipanaskan dan debu halus menyelimuti udara, menandakan aktivitas intens di dalamnya.
Para seniman dan pekerja terlihat sibuk. Mereka masing-masing memiliki tugas dan peran penting dalam pembuatan bilah Garuda yang megah.
Para pekerja menggunakan berbagai alat dan mesin canggih untuk memotong, membentuk, dan mengelas potongan besar weathering steel (Bahan bilah Garuda).
Setiap langkah diawasi dengan ketat untuk memastikan bahwa setiap bagian sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
Proses pembuatan bilah Garuda pun melibatkan kolaborasi antara seniman, insinyur, dan teknisi.
Setiap detail diperhatikan, dari proporsi dan struktur hingga aspek artistik yang membuat karya ini hidup.
Kondisi kerja di workshop ini menggambarkan semangat dan dedikasi tinggi dari seluruh tim. Meskipun tantangan teknis dan artistik cukup besar, suasana kerja tetap penuh semangat dan kerjasama.
Para pekerja menunjukkan kedisiplinan tinggi dalam mengikuti prosedur kerja dan standar keselamatan.
Keahlian mereka dalam mengoperasikan mesin dan alat-alat berat menjadi kunci sukses dalam pembuatan patung ini.
Semangat gotong royong terlihat jelas di workshop ini. Setiap anggota tim saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai hasil terbaik.
Pemilihan Bahan Weathering steel
Pemilihan weathering steel untuk landmark Garuda di Istana Presiden IKN didasarkan pada beberapa pertimbangan yang matang, baik dari segi teknis maupun estetika.
Bahan ini terkenal dengan kekuatan dan daya tahannya terhadap kondisi cuaca ekstrem, serta penampilannya yang estetis seiring waktu.
“Untuk bahan, kita menyebutnya baja anti korosi atau anti karat,” kata salah satu manager di PT Siluet, Teguh Panca kepada tim IKNPOS.ID di Lokasi.
Potongan-potongan besar weathering steel dibentuk menggunakan mesin pemotong laser presisi tinggi. Proses ini untuk memastikan bahwa setiap potongan sesuai dengan spesifikasi desain.
Selanjutnya, potongan-potongan yang telah dibentuk kemudian dilas bersama untuk membentuk struktur keseluruhan. Pengelasan dilakukan dengan teknik khusus untuk memastikan kekuatan dan stabilitas patung.
“Teknik pengelasan berbeda, dan tidak bisa menggunakan las biasa, harus pakai laser,” terang Teguh.
Apa Itu Weathering Steel?
Weathering steel, juga dikenal dengan merek dagang Corten steel, adalah jenis baja yang dirancang untuk menahan kondisi cuaca ekstrem dan mengalami proses oksidasi yang menguntungkan.
Proses oksidasi ini membentuk lapisan pelindung yang mencegah korosi lebih lanjut.
Melansir dari laman gravel.co.id, Weathering steel adalah varian besi rendah karbon yang dihasilkan dengan mencampurkan bahan tertentu untuk meningkatkan ketahanannya terhadap korosi.
Bahan material ini cocok diaplikasikan pada struktur yang terpapar sinar matahari dan hujan secara langsung serta intens.
Baja ini akan membentuk lapisan karat alami dalam waktu enam bulan setelah dipasang. Para arsitek sengaja memilih Weathering steel karena perawatannya mudah dan biayanya cukup efisien.
Baja jenis ini disebut tidak membutuhkan banyak perawatan. Selain itu, karat alami yang terbentuk justru memberikan tampilan yang menarik.
Kekuatan mekanik dari weathering steel ini 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan baja konvensional.
Seiring waktu, weathering steel mengembangkan warna cokelat kemerahan yang khas dan estetis, yang sering kali diinginkan dalam desain arsitektur modern.
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
I Nyoman Nuarta, sang seniman terkenal di balik karya-karya monumental di Indonesia mengakui jika bahan-bahan baja yang diaplikasikan dalam patung Garuda di Istana Presdien tersebut berasal dari Krakatau Steel (KS).
“Kalau untuk bahannya beberapa dari Krakatau Steel. Karena kan ada peraturan TKDN dari pemerintah,” kata I Nyoman Nuarta kepada IKNPOS.ID di lokasi.
I Nyoman Nuarta mengungkapkan, bahwa bahan baku pada patung Garuda menggunakan material kuningan dan baja khusus agar kantor kepresidenan tidak merasakan panas berlebih.
Pemilihan Kuningan dan Baja sebagai bahan patung Garuda dilatarbelakangi oleh kondisi cuaca di IKN yang berbeda dengan Pulau Jawa.
“Kuningan kalau dihantam matahari langsung panas 20 centimeter. Jadi langsung menguap,” ungkapnya.
Selain itu, kata Nyoman, penggunaan kuningan dan baja pada ikon ibu kota baru itu bakal mempermudah dalam perawatan dan tidak mudah kotor mengingat kantor presiden masuk dalam bangunan gedung fungsi khusus (BGFK).
“Pake itu (kuningan dan baja) supaya nanti kantor presiden terjamin kebersihan tanpa harus dirawat,” terangnya.
Jadi misalkan terima tamu agung harus bebersih dulu. Ini gak ada lagi, tapi perlu dirawat tanaman di dalamnya,” imbuhnya.
Pembuatan bilah Garuda di workshop I Nyoman Nuarta di Sepaku merupakan perpaduan sempurna antara seni, teknologi, dan dedikasi tinggi.
Material weathering steel yang dipilih bukan hanya memberikan kekuatan dan daya tahan, tetapi juga menambah keindahan estetika patung seiring waktu.
Di bawah bimbingan langsung I Nyoman Nuarta, patung Garuda di Istana Presiden IKN akan menjadi simbol kekuatan, kemegahan, dan keindahan yang abadi, mencerminkan nilai-nilai budaya Indonesia dan visi masa depan yang progresif.
Catatan: Untuk diketahui, Pembangunan landmark Garuda di Kantor Presiden Ibu Kota Nusantara (IKN) telah rampung pada Sabtu 20 Juli 2024 lalu.
Hal ini ditandai dengan pemasangan bilah terakhir dan tertinggi atau disebut topping off Garuda di Kantor Presiden IKN.
Bilah Garuda di Kantor Presiden IKN ini berjumlah 4.650 unit. Dengan desain sayap yang lebar, bilah ini akan menjadi simbol ikonik dari IKN.
(Derry Sutardi)