IKNPOS.ID – Prakiraan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi mempengaruhi inflasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurut Bank Indonesia (BI), ini terjadi karena sejumlah pasokan komoditas bahan kebutuhan pokok masyarakat di serambi Ibu Kota Nusantara (IKN) didatangkan dari luar daerah.
“Potensi inflasi harus diwaspadai karena cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi,” ujar Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi ketika ditanya menyangkut menjaga stabilitas harga bahan pokok di Penajam, Rabu, 13 Agustus 2025.
“Prakiraan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi bisa mengganggu distribusi bahan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara,” tambahnya.
Pasokan sejumlah bahan kebutuhan pokok Kabupaten PPU masih bergantung dari luar daerah, seperti Pula Jawa dan Sulawesi, sehingga apabila cuaca ekstrem dan gelombang besar menghambat pengiriman pasokan.
BI dan TPID Pemkab PPU Lakukan Pemantauan Pasar
Robi menjelaskan, dalam menjaga stabilitas harga, BI bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) pemerintah kabupaten melakukan pemantauan harga, operasi pasar, kerja sama antar daerah, serta menggalakkan pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan pangan.
Langkah tersebut bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga daya beli masyarakat.
Ia juga mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada Juli 2025, tentang inflasi Kabupaten PPU mencapai 0,88 persen dan secara tahunan sebesar 3,26 persen, melebihi rata-rata nasional dan tertinggi di Kaltim.
Inflasi Kabupaten PPU besar berasal dari kenaikan harga tomat, cabai rawit, semangka, daging ayam ras, dan beras, lanjut dia, karena pasokan dari daerah produksi seperti Sulawesi dan Jawa berkurang, sementara permintaan tetap tinggi.
“Tetapi, ada juga sejumlah harga barang yang mengalami penurunan seperti ikan layang, sawi hijau, buncis, kangkung, dan ketimun karena persediaan barang cukup dan distribusi berjalan lancar,” lanjut Robi.