IKNPOS.ID – Pernahkah kamu merasa rindu dengan tontonan yang bukan hanya memikat secara cerita, tapi juga mampu menggetarkan lewat musik yang nyata? Glass Heart, serial Jepang terbaru yang tayang di Netflix, berhasil membangkitkan rasa itu. Serial ini bukan sekadar drama tentang band, melainkan pengalaman emosional yang dibangun dari ketulusan, konflik, dan musik yang benar-benar hidup.
Melalui review Glass Heart ini, saya ingin mengajak kamu menyelami drama musik yang tidak berpura-pura. Para aktornya memainkan instrumen mereka sendiri, tidak ada trik, lip sync atau sejenis. Bahkan lebih jauh, mereka membentuk band TENBLANK, grup musik sungguhan yang akan merilis album perdana pada Agustus ini. Bagi penonton lama Beck live action, kamu akan merasa seperti kembali ke masa itu, namun dengan rasa yang lebih dewasa dan menggugah.
Serial Musik yang Menghidupkan Musik Itu Sendiri
Glass Heart hadir bukan hanya sebagai cerita fiksi. Ia berdiri sebagai karya yang mengaburkan batas antara drama dan kenyataan. Semua pemain utama menjalani pelatihan alat musik selama lebih dari satu tahun. Mereka tidak hanya berakting sebagai musisi, mereka benar-benar menjadi musisi. Dan dari proses inilah band TENBLANK terbentuk, bukan sebagai properti cerita, melainkan sebagai grup nyata yang kini aktif sebagai band sungguhan.
Kehadiran band ini memberi lapisan otentik yang sulit ditemukan di drama lain. Musik yang kita dengar di serial ini bukan hasil editan, melainkan hasil dari latihan, dedikasi, dan performa asli para aktor. Mereka menyanyikan, memainkan, dan merasakan setiap nada yang keluar di layar.
Takeru Satoh Menyanyi dan Memainkan Bass di Atas Panggung
Takeru Satoh memerankan Naoki Fujitani, pemimpin band sekaligus sosok perfeksionis yang menyimpan beban emosional dalam hidup dan musiknya. Ia tidak hanya menjadi vokalis, tetapi juga memainkan bass sendiri dalam setiap penampilan. Suaranya yang mentah namun penuh emosi membawakan lagu utama Crystalline Echo, karya Yojiro Noda dari RADWIMPS, secara langsung tanpa dubbing.
Performa Takeru terasa jujur, menyentuh, dan sangat personal. Ia berhasil menunjukkan sosok musisi yang tidak hanya kuat di atas panggung, tetapi juga rapuh dalam proses kreatifnya. Kombinasi vokal dan bass yang ia mainkan memperkuat identitas Naoki sebagai pusat emosi band TENBLANK.