IKNPOS.ID – Di zaman serba digital ini, bermain game online sudah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, semua bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar memainkan game favorit mereka. Tapi sayangnya, harga game original yang cukup mahal membuat sebagian orang memilih jalan pintas: download game bajakan.
Sekilas memang terlihat menguntungkan—gratis atau jauh lebih murah dari versi resminya. Tapi, di balik itu semua, ada banyak risiko yang bisa bikin kita rugi besar.
1. Jadi Jalan Masuk Virus dan Malware
Banyak game bajakan sudah disusupi virus atau malware yang sengaja dirancang agar tidak terdeteksi antivirus. Begitu kamu install, virus langsung menyebar dan bisa merusak sistem komputer. Akibatnya? Data penting bisa hilang, performa perangkat melambat, bahkan bisa rusak total.
Related Post
2. Privasi Terancam, Hacker Bisa Masuk
Game bajakan biasanya diunduh dari situs tidak resmi yang penuh jebakan. Hacker bisa dengan mudah menyusupkan malware dan memanfaatkan celah ini untuk mencuri data pribadi. Nggak cuma itu, mereka juga bisa mengendalikan perangkatmu dari jarak jauh. Niatnya cuma mau main game murah, tapi bisa-bisa jadi korban pencurian identitas atau kehilangan uang.
3. Komputer Dipakai Diam-diam untuk Menambang Kripto
Komputer atau laptop gaming biasanya punya spesifikasi tinggi, dan ini jadi incaran hacker. Mereka bisa menyisipkan program bernama cryptojacking ke dalam game bajakan. Tanpa kamu sadari, perangkatmu bekerja untuk menambang kripto buat mereka. Akibatnya, performa jadi lemot dan tagihan listrik bisa membengkak.
Murah di Awal, Tapi Mahal Akibatnya
Memang, memakai game bajakan kelihatannya hemat. Tapi kalau sudah kena virus, data dicuri, atau perangkat rusak, biaya yang harus dikeluarkan bisa jauh lebih besar. Belum lagi risiko jadi korban kejahatan siber.
Mendukung game original bukan cuma soal patuh hukum. Tapi juga bentuk penghargaan pada pembuat game dan jaminan kita bermain dengan aman dan nyaman. Jadi, pikir dua kali sebelum download game bajakan, ya!
Terverifikasi Dewan Pers