IKNPOS.ID – Dalam 24 jam terakhir, Pi Coin mengalami kenaikan tipis 0.73% dan kini berada di level $0.4484. Meskipun secara angka terlihat stabil, banyak pihak mempertanyakan, apakah ini pertanda pasar lesu atau justru fase akumulasi sebelum lonjakan besar?
Sejak menyentuh all-time high di $2.98 pada Februari 2025, harga Pi Coin telah terkoreksi hingga 84.94%. Penurunan yang drastis ini membuat sebagian investor mulai skeptis. Namun, data menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya menyerah pada proyek kripto ini.
Volume Naik, Harga Diam: Ada Apa?
Related Post
Dengan volume perdagangan 24 jam mencapai $54.32 juta, terjadi lonjakan hingga 35.49% dibanding hari sebelumnya. Anehnya, lonjakan volume tersebut tidak diikuti oleh kenaikan harga yang signifikan.
Kondisi ini memunculkan teori bahwa banyak pihak justru sedang melakukan akumulasi dalam diam, menanti momen peluncuran fitur besar dari Pi Network.
Saat ini, dari total suplai 100 miliar PI, hanya 7,71 miliar yang beredar. Pendekatan distribusi bertahap membuat pasokan di pasar tetap terkendali, tetapi juga menyebabkan harga bergerak lambat karena terbatasnya likuiditas.
Bagi sebagian trader, kondisi ini mungkin mengecewakan. Namun bagi pionir Pi, hal ini adalah strategi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem yang stabil sebelum dibuka ke pasar luas.
Bukan Koin Mati, Hanya Menunggu Panggung
Meski banyak proyek kripto mengandalkan hype dan pump-and-dump, Pi memilih jalur sebaliknya. Ekosistemnya tetap berkembang lewat Pi Apps, marketplace, dan integrasi Web3. Situs seperti blockexplorer.minepi.com menampilkan aktivitas blockchain yang aktif, tanda bahwa proyek ini masih hidup dan terus dibangun.
Artinya, stagnasi harga bukan berarti kematian proyek. Justru ini bisa menjadi “zona tenang sebelum badai” bagi mereka yang jeli membaca arah pasar.
Sinyal-sinyal semacam ini juga terlihat dari komunitas Pi Network sendiri. Akun X (Twitter) @PiNewsLast24Hrs menulis:
“There is no better chance than this! ~$0.44 $Pi. !!!DYOR!!!”
Cuitan tersebut memperkuat keyakinan bahwa harga rendah saat ini bisa menjadi peluang emas.
Terverifikasi Dewan Pers