IKNPOS.ID -Fondasi rumah adalah elemen krusial dalam konstruksi sebuah bangunan. Ia bertugas menopang beban berat dari seluruh struktur di atasnya dan mendistribusikannya secara merata ke tanah. Fondasi yang tepat tidak hanya memberikan stabilitas, tapi juga menentukan seberapa lama sebuah rumah bisa berdiri tanpa mengalami kerusakan struktural.
Pemilihan jenis fondasi tidak boleh dilakukan sembarangan. Faktor seperti jenis tanah, kondisi iklim, topografi, hingga desain bangunan sangat menentukan tipe pondasi yang paling cocok digunakan.
Berikut ini 10 jenis fondasi rumah yang paling umum digunakan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia:
1. Fondasi Slab-on-Grade
Jenis ini merupakan yang paling umum dan ekonomis, terutama di wilayah beriklim hangat. Beton dituangkan langsung ke atas tanah yang telah diratakan, berfungsi sebagai lantai dasar sekaligus fondasi.
Kelebihan: Biaya terjangkau, pemasangan cepat, ideal untuk tanah stabil dan iklim hangat.
Kekurangan: Sulit mengakses instalasi bawah tanah, rentan retak di tanah tidak stabil.
2. Fondasi T-Shaped (Pondasi Tradisional)
Cocok untuk iklim dingin. Konstruksinya menggunakan tapak beton yang ditanam di bawah garis beku, lalu dinding fondasi dibangun di atasnya membentuk huruf T.
Kelebihan: Stabil dan kokoh, bisa digunakan untuk tanah bervariasi, menyediakan ruang basement atau crawl space.
Kekurangan: Biaya lebih tinggi, butuh penggalian lebih dalam.
3. Fondasi Tiang Bor (Shaft Foundation)
Fondasi ini dibuat dengan mengebor tanah hingga mencapai lapisan tanah keras atau batuan, kemudian diisi dengan beton dan tulangan besi. Biasanya digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi.
Kelebihan: Cocok untuk beban berat dan tanah lemah.
Kekurangan: Mahal dan memerlukan peralatan khusus.
4. Fondasi Crawl Space
Membuat ruang sempit antara tanah dan lantai rumah, memberikan akses mudah untuk instalasi seperti pipa dan kabel.
Kelebihan: Akses instalasi mudah, mengurangi kelembaban.
Kekurangan: Jika tidak berventilasi baik, rentan jamur dan hama.