IKNPOS.ID – Pasar kripto tengah menghadapi fase penuh ketidakpastian. Saat Chainlink (LINK) stagnan di kisaran $13 dan PI Coin mendekati level psikologis penting $0,40, sebuah proyek baru bernama BlockDAG justru mencuri perhatian dengan pendekatan likuiditas-utama yang bisa jadi game-changer di dunia presale kripto.
Yuk, kita bedah tiga koin ini dari sisi teknikal, sentimen, dan strategi peluncuran. Mana yang paling siap cetak cuan di tengah pasar yang masih lesu?
Chainlink Mandek di $13: Siap Breakout atau Breakdown?
Harga Chainlink (LINK) saat ini tertahan di sekitar $13. Secara teknikal, grafik membentuk pola symmetrical triangle pertanda bahwa breakout besar bisa terjadi kapan saja, meski arah pastinya masih belum jelas.
Volume perdagangan menurun
Bollinger Bands makin menyempit
RSI netral (tidak overbought maupun oversold)
Menurut analis teknikal, kondisi ini menandakan bahwa harga sedang “mengumpulkan tenaga” untuk bergerak tajam. Bila LINK berhasil menembus resistance triangle, harga bisa melejit. Tapi jika support jebol, koreksi bisa menyeret LINK kembali ke bawah $11.
Kesimpulan sementara: Trader disarankan wait and see, sambil pantau volume dan level breakout secara ketat.
PI Coin Nyaris Jebol $0,40: Rebound atau Babak Baru Penurunan?
Nasib PI Coin juga tidak kalah menegangkan. Setelah sempat terpuruk dari harga tertinggi, kini PI Coin mendekati support krusial di $0,40.
Jika breakdown terjadi dan harga jatuh di bawah $0,40, justru bisa memicu rebound teknikal
Penurunan ini bisa “membersihkan” trader jangka pendek yang lemah (weak hands) dan memulai fase akumulasi ulang
Namun, sentimen PI Coin saat ini masih dibayangi isu keterbatasan akses token akibat proses KYC dan migrasi yang belum tuntas.
Ini membuat banyak pionir belum bisa menjual token mereka, sementara volume di bursa terus bertambah memunculkan kekhawatiran soal kesenjangan distribusi.
Catatan penting: Jika harga PI turun lalu pulih cepat dengan volume kuat, sinyal bullish bisa muncul. Tapi jika tekanan jual terus meningkat, risiko breakdown lebih dalam tetap terbuka.
Terverifikasi Dewan Pers