IKNPOS.ID – Ekosistem Pi Network kembali mencuri perhatian publik setelah peluncuran fitur terbarunya, Pi App Studio, pada peringatan Pi2Day yang jatuh pada 28 Juni lalu.
Dampaknya, dalam waktu hanya beberapa hari, tercatat sudah lebih dari 7.900 aplikasi terdesentralisasi (dApp) dibangun oleh para pengguna. Hal ini menandai antusiasme luar biasa dari komunitas terhadap inovasi ini.
Pi App Studio sendiri merupakan platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan siapa pun, termasuk mereka yang tidak memiliki kemampuan coding, untuk menciptakan aplikasi blockchain cukup dengan mengetikkan instruksi dalam bentuk bahasa alami (prompt).
Munculnya Marketplace, Chatbot AI, hingga Direktori Bisnis
Dari ribuan aplikasi yang telah dibuat, beragam jenis dApp bermunculan. Beberapa di antaranya adalah aplikasi marketplace berbasis token PI, chatbot bertenaga AI untuk bisnis kecil, dan bahkan direktori usaha lokal yang menghubungkan pengguna dengan penyedia jasa di sekitar mereka.
Pi Network menyebut bahwa pertumbuhan ini merupakan bukti kuat bahwa proyeknya bukan sekadar mimpi, melainkan mulai bergerak menuju realisasi ekosistem ekonomi digital yang terdesentralisasi dan inklusif.
“Ini bukan hanya soal mining di ponsel lagi. Sekarang semua orang bisa jadi pencipta aplikasi blockchain,” tulis pernyataan resmi dari Core Team Pi Network.
Dorongan untuk Utilitas Nyata
Langkah ini sekaligus menjawab kritik yang selama ini mengarah ke Pi Network, yang dianggap lamban dalam memberikan utilitas nyata dari token PI. Dengan hadirnya ribuan aplikasi yang dibangun oleh pengguna, peluang pemanfaatan PI dalam ekosistem yang lebih luas kini mulai terbuka.
Meski sebagian aplikasi masih bersifat sederhana dan eksperimental, banyak analis percaya bahwa dalam jangka menengah, dApp buatan komunitas ini bisa menjadi penggerak utama dalam adopsi token PI secara organik.
Antusiasme vs Tantangan Nyata
Namun di balik euforia tersebut, tantangan besar masih mengintai. Salah satunya adalah soal adopsi pengguna aktif. Banyak aplikasi yang sudah dibuat masih belum memiliki basis pengguna yang kuat atau sistem monetisasi jelas. Selain itu, masalah keterbatasan akses mainnet juga membuat sebagian pengguna belum bisa secara penuh mengintegrasikan token PI dalam transaksi nyata.