IKNPOS.ID – Baru-baru ini, kabar hangat beredar di komunitas Pi Network, bahwa perjanjian antara Mastercard dan Chainlink bisa membuka jalan bagi Pi Coin ($PI) untuk merambah sistem pembayaran tradisional. Namun, benarkah Pi Network sudah resmi punya kemitraan dengan raksasa finansial itu? Mari kita cermati fakta yang terjadi.
Sejak awal tahun ini, Pi Coin telah terintegrasi dengan Chainlink Data Streams, layanan oracle untuk streaming data harga real-time yang kini memperkuat ekosistem Web3 . Ini memang pencapaian penting karena membawa Pi ke level teknologi di mana data harganya bisa digunakan oleh smart contract lintas blockchain.
Kemudian, Mastercard mengumumkan kolaborasi global dengan Chainlink, yang menyasar integrasi fiat-to-crypto untuk 3,5 miliar pemegang kartu Mastercard. Lewat platform seperti Swapper Finance, pengguna Mastercard bisa membeli aset kripto langsung on‑chain menggunakan infrastruktur Chainlink yang aman dan real-time .
Inilah akar munculnya hoax atau hype: Pi Network sudah berada di infrastruktur Chainlink yang sama—jadi ada asumsi prematur bahwa Pi juga akan langsung bisa dibeli menggunakan kartu Mastercard. Sebuah thread populer bahkan mendeskripsikan hal ini sebagai “potensi besar untuk akses fiat langsung ke $PI” .
Namun, para analis menyoroti bahwa integrasi Pi hanyalah integrasi data harga, bukan integrasi pembayaran . Sampai saat ini Pi tidak memperoleh izin atau perjanjian resmi apapun dari Mastercard.
Integrasi dengan Chainlink memudahkan pengembang menggunakan harga Pi di aplikasi mereka, tapi tidak menyertakan akses kartu, fiat-to-crypto, atau listing di bursa.
Dengan kata lain, hype tentang Pi yang ‘mungking segera bisa dibeli via Mastercard’ adalah prematur. Misalnya altcoin lain seperti OMG atau NEO juga pernah masuk Data Streams—tapi tidak otomatis mendapat listing atau korelasi harga semacam itu .
Kenaikan harga Pi Coin sekitar 30% dalam seminggu memang terjadi, dipicu oleh euforia komunitas. CoinGecko mencatat harga Pi sempat naik ke ~$0,61 sebelum stabil kembali . Namun ini lebih mencerminkan psikologi pasar daripada realisasi ekosistem.