IKNPOS.ID – Di tengah maraknya teknologi finansial dan makin menjamurnya aplikasi berbasis digital, fenomena aplikasi penghasil uang kembali menyita perhatian publik.
Jagat maya dihebohkan dengan kabar saldo DANA senilai Rp329.000 yang diklaim langsung masuk ke akun pengguna, hanya dengan mengunduh dan menjalankan misi dari aplikasi tertentu.
Sontak, berbagai unggahan bukti transfer dan notifikasi “saldo berhasil diterima” membanjiri media sosial.
Tidak sedikit yang tergoda untuk mencoba, sebagian karena penasaran, sebagian lagi karena kebutuhan ekonomi yang terus mendesak di tengah tingginya biaya hidup.
Apakah benar semudah itu menghasilkan uang hanya dari smartphone?
Kami menelusuri lebih jauh tren aplikasi penghasil uang terbaru 2025, mengungkap cara kerjanya, siapa yang paling diuntungkan, dan tentu saja, risiko apa saja yang membayangi di balik euforia tersebut.
Saldo DANA Gratis Rp329.000: Fakta atau Sensasi?
Mendapatkan kiriman saldo digital secara cuma-cuma memang terdengar menggoda. Namun, klaim yang menyebutkan pengguna bisa memperoleh saldo DANA gratis hingga Rp329.000 bukan datang tanpa syarat.
Aplikasi yang tengah viral ini umumnya menerapkan sistem misi dan program undang teman, dengan imbalan berupa poin yang bisa ditukar menjadi uang digital.
Poin tersebut diperoleh dengan menyelesaikan tugas-tugas ringan seperti menonton video, mengisi survei, hingga mengajak orang lain untuk bergabung menggunakan kode referral.
Di sinilah kunci utama dari strategi aplikasi penghasil uang viral 2025, semakin banyak pengguna baru yang mendaftar dengan kode Anda, semakin besar komisi yang diterima.
Membongkar Cara Kerja Aplikasi Penghasil Uang
Rata-rata aplikasi ini mengandalkan model bisnis berbasis task-based reward dan referral.
Pengguna aktif akan mendapatkan misi harian yang jika dikerjakan secara konsisten, akan mendatangkan imbalan berupa saldo e-wallet.
Salah satu alasan banyak pengguna mengklaim saldo masuk adalah karena mereka tekun menjalankan sistem ini, bukan semata-mata “uang jatuh dari langit”.
Terverifikasi Dewan Pers