IKNPOS.ID – Pasar kripto berdarah, ketegangan geopolitik dan inflasi AS menghantam Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) hingga Dogecoin (DOGE).
Pasar kripto global tengah berguncang hebat setelah konflik antara Israel dan Iran memicu kepanikan investor.
Kapitalisasi pasar kripto anjlok 2,47% ke $3,32 triliun. Bitcoin (BTC) turun 2,3%, Ethereum (ETH) jatuh 4,5%, dan Dogecoin (DOGE) memimpin kerugian dengan penurunan hampir 6% dalam sehari, terbesar di antara sepuluh aset kripto teratas.
Kekhawatiran global atas stabilitas geopolitik mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas yang justru melonjak hingga 5%. Aset berisiko tinggi seperti kripto pun langsung merosot.
Pasar Kripto Berdarah: Bitcoin & Ethereum Terpukul, Posisi Long Hancur Lebur
Bitcoin mengalami pukulan telak dengan total likuidasi posisi long lebih dari $306 juta dalam sehari. Harga BTC sempat turun hampir 4% ke bawah $104.000, jauh dari puncaknya di atas $110.000 hanya dua hari sebelumnya. Bahkan, satu posisi long senilai $201 juta di Binance terhapus dalam sekejap, menurut data dari CoinGlass.
Ethereum juga bernasib serupa. Harga ETH anjlok lebih dari 6% ke $2.650. Total likuidasi harian ETH mencapai $151 juta—terbesar kedua setelah BTC.
Altcoin Ikut Terbenam: Solana, XRP, hingga DOGE Kena Imbas
Tekanan bearish menyebar luas ke seluruh altcoin. Solana (SOL) terjungkal lebih dari 6% ke $152,80. XRP kehilangan 4% nilainya menjadi $2,20. Namun, Dogecoin jadi yang paling berdarah, merosot hingga 7% ke $0,181, menjadikannya altcoin dengan performa terburuk hari ini.
Ketegangan Israel-Iran & Data Inflasi Jadi Pemicu Utama
Pemicu utama gejolak ini adalah kabar serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir Iran yang memicu ketakutan akan eskalasi lebih lanjut. Ketidakpastian global membuat investor beramai-ramai melepas posisi berisiko dan mengalihkan dana ke aset yang lebih stabil.
Di sisi lain, rilis data inflasi AS (CPI) yang menunjukkan penurunan juga memicu aksi ambil untung besar-besaran. Meskipun data inflasi sebenarnya membawa angin segar, pasar justru bereaksi negatif dengan tekanan jual mendadak.