IKNPOS.ID-Dokter spesialis ortopedi dr. Ihsan Oesman, Sp.OT(K) mengungkapkan bahwa 30 persen penderita diabetes mengalami tendinopati.
Tendinopati sendiri merupakan kondisi kronik pada tendon dengan tampilan edema, nyeri, dan penurunan fungsi gerak sebagai efek sekunder dari hiperglikemia dan AGEs.
Menurut data yang dihimpunnya, Indonesia menempati peringkat ke lima dengan penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 19,5 juta per 2021.
“Sedangkan diabetes tendon ini angkanya mencapai sekitar 30 persen dari kasus diabetes. Artinya, angkanya ini sudah sekitar 6 juta ke atas untuk kasus terjadi pada konteks yang aktif maupun yang sedang berlanjut,” ungkap Ihsan ketika ditemui di IMERI UI Salemba, Senin, 8 Juli 2024.
Ia menjelaskan, pengaruh penyakit diabetes terhadap kerusakan tendon manusia.
Dalam hal penyakit diabetes, penderita akan mengalami peningkatan gula arah, “Namanya hiperglikemia.”
“AGE Product bentuk glikasi dari non enzimatik yang terkena paparan gula. Produk ini merusak struktur tendon,” paparnya.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya tendinopati sebagai salah satu bentuk komplikasi diabetes.
Tendinopati ini ditandai dengan keluhan nyeri kronik pada tendon achilles, terbatasnya pergerakan sendi pergelangan kaki, dan peningkatan risiko sobekan pada tendon.
Akibatnya, penderita mengalami gangguan berjalan dan terjadi tekanan yang tidak merata di kaki.
“Jadi potensi tumbulnya luka tukak atau ulkus di bagian telapak kaki meningkat,” tuturnya.
Apabila hal ini terjadi, risiko infeksi lanjutan bisa menyebabkan kerusakan total dan diamputasi.
Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat, lantaran penderita diabetes semakin meningkat, bahkan pada usia muda.
“Biasanya usia 40 hingga 50-an, tapi gaya hidup dan juga pola asupan makan dan minum (berpengaruh). Dan itu cenderung lebih cepat terjadi pada usia yang lebih muda,” katanya.
Sedangkan saat ini, metode perawatan tendinopati bagi penderita diabetes masih mencakup fisioterapi, NSAID, injeksi steroid, dan tindakan operatif.
“Terapi (tendinopati) hanya berbasis pendekatan fisioterapi, suntik steroid, belum ada terapi khusus yang mengenai terhadap regenerasi tendinopati itu sendiri.”(az)