IKNPOS.ID – Dunia kripto kembali memanas! Harga Pi Network tercatat mengalami fluktuasi signifikan beberapa hari terakhir.
Banyak spekulasi muncul bahwa para pemegang besar (whale) mulai melepas aset mereka, seiring dengan rumor bahwa Pi akan segera listing di Binance, salah satu bursa kripto terbesar dunia.
Di sisi lain, muncul nama baru yang tak kalah heboh: XYZVerse (XYZ). Coin ini mengusung semangat “meme coin” namun dengan pendekatan yang serius.
Related Post
Saat artikel ini ditulis, XYZVerse telah mengumpulkan dana hingga $13,9 juta (sekitar Rp225 miliar) dalam tahap presale. Bahkan, valuasi token XYZ telah naik dari $0.0001 ke $0.003333 dan masih terus mendaki!
Apa yang sebenarnya terjadi di balik dua pergerakan besar ini? Mari kita kupas satu per satu.
Harga Pi Network Bergerak Liar, Investor Waspada
Meskipun mengalami kenaikan bulanan sebesar 10,04%, harga Pi Network (PI) justru mencatat penurunan sebesar 6,86% dalam enam bulan terakhir. Artinya, fluktuasi harga masih menjadi isu utama yang membingungkan investor.
Dari sisi teknikal, berikut ini gambaran singkat kondisi Pi Network saat ini:
-
Relative Strength Index (RSI): 53.37 → netral
-
10-day & 100-day Simple Moving Average (SMA): sekitar $0.65 → menunjukkan kestabilan jangka pendek
-
MACD: 0.0009936 → sinyal sedikit positif
-
Stochastic Oscillator: 52.02 → masih dalam zona netral
Area Penting untuk Diperhatikan:
-
Resistance terdekat: $0.88
-
Resistance utama: $1.07 (potensi kenaikan 60%)
-
Support pertama: $0.49
-
Support kritis: $0.29 (penurunan hingga 25% jika ditembus)
Banyak analis percaya bahwa jika rumor listing Binance terbukti benar, harga PI bisa meroket. Tapi jika rumor hanya isapan jempol, investor yang sudah masuk di harga tinggi bisa menanggung rugi besar.
XYZVerse: Meme Coin Serius dengan Misi Komunitas
Di sisi lain, XYZVerse (XYZ) membawa angin segar di tengah volatilitas pasar. Coin ini menyebut dirinya sebagai “Born for Fighters, Built for Champions” menyasar para pecinta adrenalin, atlet kripto, dan fans berat dunia olahraga.
Terverifikasi Dewan Pers