IA merasa dikecilkan. Dinilai bodoh. Ia marah. Ia akan gugat tokoh hukum nasional Prof Dr Mahfud MD.
Heboh.
“Anda kenal Dr M Taufiq SH MH yang akan menggugat Pak Mahfud itu?” tanya saya kepada sahabat Disway di Solo, Ariono Lestari.
Asumsi saya Ariono kenal. Ia lama jadi wartawan di Solo. Setelah pensiun, saya dengar ia jadi pengacara. Sesama pengacara, mungkin kenal.
Saya kenal banyak orang bernama Taufiq, tapi belum kenal yang di Solo ini. Rasanya pembaca Disway ingin tahu siapa pemberani dari Kota Jokowi ini.
Maka saya minta tolong sahabat Disway itu untuk menulis ”siapa Taufiq”. Yang sejak merasa dianggap kecil itu namanya kian besar.
“Saya bukan pengacara,” ujar Ariono. “Saya kan bukan sarjana hukum,” tambahnya.
“Maafkan, info Anda sekarang jadi pengacara itu dari teman-teman sesama mantan,” kata saya.
“Tapi saya kenal baik Pak Taufiq,” katanya.
Saya pun senang Ariono mau menulis tentang Taufiq untuk Disway. Saya tidak berharap tulisan itu bisa saya terima secepat ini. Hanya beberapa jam setelah permintaan saya.
“Wow, kok cepat sekali menulisnya?” kata saya.
“Masih terpatri saat di JP. Kalau nggak cepet kena gebrak meja… hahaha,” jawabnya.
Tapi pembukaan tulisan Ariono seperti ”balas dendam”.
“Siapa yang saat ini tidak mengenal nama ini. Penggugat Jokowi, mantan Presiden ke-7 RI, terkait dugaan ijazah palsu”.
Ariono seperti menyindir saya: kok tidak kenal nama alumnus Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) itu.
—
Maka inilah tulisan Ariono Lestari tentang Dr Taufiq itu selengkapnya:
—
Urat takutnya nampaknya sudah putus. Ia yang sekarang juga dosen hukum pidana Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang nekat menggugat Jokowi karena dugaan ijazah palsu Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Tak hanya ijazah UGM yang ia persoalan, ijazah SMA-nya pun dikorek habis.
Taufiq melihat banyak kejanggalan di ijazah UGM Jokowi. Sudah banyak diulas di berbagai medsos dan media mainstream. Ijazah SMA Jokowi pun nampaknya bakal jadi fokus utama Taufiq.
“Ijazah UGM tetap kita persoalkan secara hukum, tapi juga ijazah SMAN 6 yang dipakainya mendaftar cawali, cagub DKI, sampai capres,” kata Taufiq kepada saya.