IKNPOS.ID – Pi Network (PI), salah satu cryptocurrency yang sempat menarik perhatian banyak pengguna, kini menghadapi tekanan harga yang signifikan.
Per 6 Mei 2025, harga PI tercatat di angka $0,59, mengalami penurunan tajam hingga 80% dari puncaknya pada Februari sebesar $2,99. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Pi Network?
Volume Perdagangan Pi Network Anjlok 49% Salah satu penyebab utama tekanan harga pada PI adalah penurunan volume perdagangan yang drastis.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, volume perdagangan Pi Network turun hingga 49% hanya dalam 24 jam, menyisakan volume harian sebesar $34,95 juta. Angka ini merupakan salah satu yang terendah di antara 30 cryptocurrency teratas.
Penurunan volume ini menandakan minat pasar yang terus menurun terhadap PI, di tengah kekhawatiran investor terkait stabilitas harga dan prospek proyek.
Indikator Teknikal Mengkhawatirkan Dari sisi analisis teknikal, Pi Network saat ini berada dalam pola segitiga simetris yang terbentuk sejak pertengahan April. Harga PI kini berada di bagian bawah pola tersebut, menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut.
Analis memperingatkan bahwa jika harga PI menembus support segitiga ini, nilai PI bisa turun hingga $0,40, bahkan mencapai $0,10 jika tekanan jual semakin intens.
Klaim Kemitraan Palsu Memperburuk Situasi Selain masalah teknikal, Pi Network juga terkena dampak dari klaim kemitraan palsu dengan bank besar Prancis, BNP Paribas.
Beberapa akun komunitas, termasuk “Pi Coin Magazine” dan “The Times of PiNetwork,” menyebarkan informasi tentang integrasi API “Pi Nexus Banking System” dengan BNP Paribas.
Namun, setelah ditelusuri, klaim tersebut terbukti palsu. Bukti berupa repositori GitHub yang dibagikan ternyata hanyalah file independen tanpa koneksi resmi dengan BNP Paribas.
Pihak bank juga tidak mengonfirmasi adanya kolaborasi dengan Pi Network.
Dampak Klaim Palsu terhadap Kepercayaan Investor Misinformasi ini menunjukkan kerentanan Pi Network terhadap hype yang tidak terkendali.
Pihak Pi Network sendiri tidak memberikan klarifikasi cepat terkait informasi palsu ini, yang akhirnya semakin merusak kepercayaan investor.