IKNPOS.ID – Pi Network, kembali mencetak tonggak penting. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 120 juta kali secara global, dengan penambahan sekitar 1,3 juta pengguna baru hanya dalam 30 hari terakhir. Jumlah unduhan Pi Network ini menunjukkan lonjakan ketertarikan terhadap ekosistem terdesentralisasi berbasis seluler gagasan para PhD dari Stanford.
Dengan lebih dari 55 juta anggota aktif, Pi Network terus menegaskan sebagai salah satu proyek blockchain dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Visi mereka tetap konsisten: menciptakan sistem keuangan inklusif yang bisa terakses oleh siapa saja.
Unduhan Pi Network Melonjak, Banxa Siap Pasarkan Pi Coin Secara Global
Dalam perkembangan besar lainnya, Banxa, penyedia infrastruktur pembayaran fiat-to-crypto telah mendapatkan persetujuan Know Your Business (KYB) untuk menjual Pi Coin secara global.
Related Post
Ini membuka peluang baru bagi perdagangan Pi yang sebelumnya terbatas.
Menurut laporan, Banxa sudah lebih dulu membeli Pi Coin senilai lebih dari $30 juta, dan sekarang tengah bersiap menjualnya ke pasar internasional. Langkah ini bisa menjadi pemicu penting bagi adopsi mainstream Pi Coin, sekaligus menguji likuiditas pasar.
Harga Pi Coin Belum Bergerak Naik, Meski Unduhan Pi Network Melonjak
Meskipun jaringan berkembang pesat, harga Pi Coin (PI) masih bergerak datar. Saat ini, Pi diperdagangkan di kisaran $0,58, terjebak dalam konsolidasi selama lebih dari 40 hari.
Analisis teknikal menunjukkan sinyal bearish:
Harga di bawah rata-rata pergerakan 10, 20, dan 50 hari
RSI mendekati level 40, menandakan lemahnya minat beli
MACD belum menunjukkan tanda pembalikan arah ke atas
Kunci kebangkitan harga terletak pada kemampuan menembus area $0,60–$0,62 dengan volume kuat. Jika gagal, tekanan jual bisa terus membayangi.
Dari Harapan ke Kenyataan?
Pi Coin pernah meluncur dengan harga sekitar $2 dan sempat menyentuh $2,90 sebelum akhirnya anjlok ke kisaran $0,40. Saat ini, meski terdaftar di lima bursa dan pernah masuk 11 besar di CoinMarketCap, harganya belum pulih.
Terverifikasi Dewan Pers