IKNPOS.ID – Pi Network sedang menghadapi ujian. Dua masalah menghalagni perjalanan menuju sukses. BitMart tangguhkan perdagangan Pi Coin, ditambah Banxa menghapus Pi dari platformnya. Lalu bagaimana nasib harga Pi Network selanjutnya?
Pi Coin saat ini menemui sentimen bearish yang berkembang, karena berjuang untuk mendapatkan kembali momentum setelah kegembiraan awal.
Setelah diperdagangkan mendekati $3, Pi kini telah turun secara signifikan, berada di sekitar $0,65. Kurangnya katalis harga dan dukungan bursa menimbulkan kekhawatiran di antara pemegang dan calon investor.
Related Post
BitMart tangguhkan perdagangan Pi dan Keputusan Banxa
1. BitMart Menangguhkan Perdagangan Pi – Masih Belum Ada Pembaruan
Salah satu perkembangan utama adalah penangguhan perdagangan Pi oleh BitMart, yang kini telah berlangsung lebih dari sebulan. Menurut beberapa anggota komunitas Pi, bursa tersebut masih menunggu persetujuan KYB (Know Your Business) dari Tim Inti Pi untuk melanjutkan pertukaran Pi 1:1 yang dijanjikan.
Dr. Altcoin, komentator kripto terkemuka, bertanya di X
“Apakah ada yang mendengar dari BitMart tentang penarikan Pi? Sudah sebulan sejak perdagangan Pi ditangguhkan, menunggu pertukaran Pi 1:1.”
2. Banxa Hapus Akses Pi Coin
Menambah ketidakpastian, Banxa, penyedia layanan pembayaran kripto yang terkenal, juga telah menghapus dukungan untuk Pi Coin. Pengguna tidak dapat lagi membeli Pi melalui platform tersebut. Alasan di balik langkah ini masih belum jelas, yang semakin mengaburkan masa depan koin tersebut.
Harapan Huobi dan Consensus 2025
1. Huobi Mengisyaratkan Berita Besar
Meskipun saat ini mengalami kemunduran, mungkin masih ada harapan bagi pemegang Pi. Dalam beberapa minggu terakhir, Huobi Exchange, salah satu bursa global teratas, telah memposting teaser yang mengisyaratkan perkembangan besar terkait Pi.
Pesan media sosial mereka mendorong pengguna untuk “mempertahankan Pi mereka yang berharga murah,” yang menunjukkan kemungkinan pengumuman yang akan datang.
2. Consensus 2025: Acara Penting bagi Pi Network
Terverifikasi Dewan Pers