IKNPOS.ID – Guna mendukung ketahanan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca, PT Timah Tbk berkolaborasi dengan PLN dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menanam 1.500 bibit pohon angsana di Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Departement Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan mengatakan, PT Timah telah melaksanakan berbagai inisiatif untuk mendukung ketahanan energi, seperti penggunaan energi ramah lingkungan dalam kegiatan operasional dan pengurangan karbon untuk bisnis yang berkelanjutan.
“Inisiatif yang dilakukan PT Timah diharapkan tidak hanya membawa dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat daya saing perusahaan dalam menghadapi tantangan industri global yang semakin berorientasi pada ekonomi hijau,” ujar Anggi, Sabtu, 1 Maret 2025..
Sementara itu, Ketua Bidang III METI, Widi Pancono menyatakan, target transisi energi nasional itu sebesar 25 persen dan saat ini baru tercapai 12 hingga 13 persen, sehingga harus ditingkatkan hingga lima tahun ke depan.
“Program penanaman pohon dan penghijauan di lahan kritis dan lahan bekas tambang merupakan langkah positif untuk mendukung cita-cita Pemerintah untuk mengurangi subsidi energi sebesar-besarnya,” kata Widi.
“Dengan adanya kebun energi ini memiliki berbagai dampak, di satu sisi PT Timah telah melakukan perbaikan lingkungan dan juga membawa perekonomian untuk masyarakat, dimana dalam kegiatan ini nantinya masyarakat dapat terlibat dalam mengelola hasil dari woodchip atau limbah kayu ini nantinya,” katanya.
Widi juga menyatakan, pohon angsana diketahui memiliki banyak manfaat untuk lingkungan yakni menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan mencegah erosi. Sehingga jenis pohon ini dinilai cocok untuk mendukung ketahanan energi.
Pohon angsana juga relatif mudah untuk perawatannya. Apalagi kata dia, tanah Bangka memiliki keunikan yang cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman seperti angsana.
“Jenis angsana bisa tumbuh dengan sangat pesat kalau di Bangka. Nantinya, dari dahan-dahan ini dapat dilakukan pruning yang bisa menjadi bahan baku woodchip. Penurunan emisi yang diharapkan di tahun 2030 yaitu 400 juta ton CO2.