IKNPOS.ID – Taksi terbang yang disebut-sebut bakal menjadi transportasi umum di IKN (Ibu Kota Nusantara) tidak bisa beroperasi.
Hingga kini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum menerbitkan izin taksi terbang sebagai transportasi massal.
Sementara bus listrik dan kereta otonom tanpa rel Autonomous-rail Rapid Transit (ART) dan kendaraan canggih berbagai teknologi, sudah bisa beroperasi di IKN pada Agustus 2024 mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hingga saat ini, tak ada regulasi yang sesuai untuk taksi terbang atau drone yang berfungsi mengangkut penumpang.
“Terkait regulasi, pemerintah mengacu pada negara-negara maju. Bahkan di Amerika sekalipun belum memberikan izin yang formal untuk taksi terbang atau drone,” kata Budi Karya, pada Rabu, 12 Juni 2024.
Menurutnya, ada beberapa risiko taksi terbang yang membuat izinnya belum dapat diterbitkan.
“Menggunakan drone di kota itu ada risikonya. Karena itu, kita belum memberikan izin untuk taksi terbang. Kalau untuk keperluan exhibition boleh. Tapi, angkutan umum belum,” tegasnya.
Seperti diketahui, transportasi cerdas akan mulai diuji coba di IKN pada Juni dan Juli 2024 mendatang. Ada taksi terbang (advanced air mobility) dan kereta tanpa rel (autonomous rail transit).
Taksi terbang atau sky taxi direncanakan bakal menjalani tahap uji coba di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Taksi terbang tersebut buatan Hyundai Motors Group. Sebelum proof of concept (PoC), taksi terbang Hyundai ini telah menjalani serangkaian tahapan sebagai tonggak kunci dan bersejarah bagi pengembangan smart mobility di IKN.
Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi mengatakan IKN dirancang sebagai ibu kota yang menerapkan konsep kota cerdas, berlandaskan prinsip hijau dan berkelanjutan.
Pengembangan infrastruktur, sebagai sektor kritikal, akan dijalankan dengan prinsip-prinsip tersebut untuk membantu meningkatkan kinerja operasional kota dan kualitas hidup penduduk.
“Nusantara akan mengimplementasikan sistem transportasi cerdas atau intelligent transportation system (ITS) untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam bermobilitas. Momentum pembangunan IKN merupakan peluang besar untuk pengembangan dan penguasaan teknologi ITS dan moda transportasi inovatif,” ujar Ali belum lama ini.
IKN disebut menjadi peluang besar untuk pengembangan dan penguasaan ITS. Karena itu, OIKN bekerja sama dengan Xteliigent dan TIG/m untuk pengembangan sistem transportasi cerdas.
“Proof of Concept adalah strategi kami untuk memastikan hasil yang terbaik dalam membangun IKN sebagai kota cerdas,” terang Ali.
Dia juga mengatakan pemilihan teknologi dari berbagai penyedia tidak hanya fokus pada optimasi biaya. Tetapi lebih pada kualitas, kematangan teknologi serta interoperabilitas, value for money dan transfer pengetahuan.
Ada sejumlah key milestone terkait transportasi publik cerdas dalam kerangka kerja sama Advanced Air Mobility (AAM) OIKN-Korea ini.
Sebelumnya, pada 5 Februari 2024 lalu, dilakukan survei di dua lokasi. Yaitu di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dan APT Pranoto Samarinda.
Dari hasil survei di 2 lokasi tersebut, Bandara APT Pranoto Samarinda diputuskan sebagai lokasi uji coba terbang terbang. Keputusan tersebut keluar pada Maret 2024 lalu.
Selanjutnya dibentuk kelompok kerja bersama atau working group untuk memastikan tahapan berikutnya berjalan lancar. Working group ini merupakan hasil dari pertemuan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Hyundai Motors Group pada 22 Maret 2024.
“PTDI dilibatkan karena OIKN ingin ada transfer teknologi. Hal ini mengingat kemampuan PTDI yang telah dapat memproduksi pesawat. Ini bertujuan agar ke depannya kita dapat turut memproduksi moda transportasi hingga ke level autonomous sky taxy,” jelas Ali.
Pada tanggal 4 April 2024, juga sudah digelar pertemuan antara Kemenkominfo untuk menentukan frekuensi. Setelah itu, OIKN menyampaikan surat Hyundai Motors Group kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU) Kementerian Perhubungan.
Ini terkait permohonan penggunaan fasilitas Bandara APT Pranoto Samarinda. “Untuk proses sertifikasi ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan,” tukasnya.
Direncanakan, perangkat pesawat dan mockup untuk showcase akan tiba di Indonesia pada rentang pekan keempat Mei hingga pekan pertama Juni 2024.
“Selanjutnya uji coba akan dilakukan pada pekan kedua Juli 2024 di Bandara APT Pranoto Samarinda,” terang Ali.
Rencananya, taksi terbang tersebut akan dioperasikan di IKN pada 2030 mendatang. “Momentum pembangunan IKN tidak hanya mengerjakan pembangunan fisik (hardware). Tetapi juga dari sisi teknologi (software), dan kapasitas SDM-nya,” tutup Ali.