IKNPOS.ID – Pembangunan landasan pacu (runway) Bandara Nusantara IKN (Ibu Kota Nusantara) kini telah mencapai 70 persen. Targetnya pada Februari 2025 mendatang, proyek ini sudah selesai.
“Pembangunan landasan pacu atau runway terus dikerjakan. Mudah-mudahan Februari 2025 selesai,” ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU Rachman Arief Dienaputra di Jakarta, Jumat, 8 November 2024.
Dia menyebut progres runway telah mencapai 70 persen. Saat ini, masih ada pekerjaan pelapisan aspal yang perlu diselesaikan.
Menurutnya, runway Bandara Nusantara IKN membutuhkan butuh hingga 6 lapis aspal. Saat ini, lapisan aspal baru 4 lapis.
“Masih ada dua lapis lagi aspal yang sedang kita tuntaskan supaya nanti selesai semuanya. Jadi ada 6 lapis aspal totalnya.
Seperti diketahui, runway Bandara IKN sepanjang 3000 meter dan luas bangunan terminal 7.350 meter persegi.
Gunakan Teknologi BIM
Digadang-gadang menjadi ikon Ibu kota, pembangunan Bandara Nusantara ini dibangun menggunakan teknologi BIM (Building Information Modeling).
Teknologi ini dipakai untuk memastikan pembangunan bandara berjalan efisien dan berkualitas tinggi untuk mendukung konektivitas di IKN.
“Dengan teknologi BIM, kami mampu mengelola kompleksitas proyek ini dengan lebih baik. Teknologi ini memudahkan kami untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengatasi kendala potensial sebelum beralih ke tahap pembangunan. Sehingga kualitas dan kecepatan pembangunan lebih terjaga,” ujar Direktur Utama PT Brantas Abipraya, Sugeng Rochadi pada Rabu, 6 November 2024.
Dikatakan, BIM memungkinkan tim proyek melakukan pemodelan yang akurat sejak tahap perencanaan hingga operasional.
Penerapan BIM memastikan setiap tahap pembangunan dari desain runway hingga pengembangan terminal, sesuai dengan standar dan dapat dipantau secara transparan.
Bandara Nusantara IKN ini dibangun di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Luas terminal Bandara IKN adalah 2000 meter persegi. Untuk terminal VIP 5000 meter persegi, serta runway sepanjang 3000 meter x 45 meter.
Bandara Nusantara ini didesain dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pemerintahan maupun penerbangan umum.
“Penerapan teknologi BIM pada proyek Bandara IKN untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko kesalahan. Selain itu memastikan kualitas hasil akhir sesuai dengan standar yang ditetapkan,” imbuhnya.
Dengan teknologi BIM, lanjutnya, model bangunan bisa diketahui secara virtual. Dengan begitu, dapat mengidentifikasi potensi masalah sejak dini serta diakukan perbaikan sebelum pelaksanaan konstruksi di lapangan.
BIM merupakan teknologi informasi yang digunakan untuk mengelola informasi bangunan secara digital selama siklus hidup bangunan, mulai dari tahap perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan.
“Dengan mengadopsi BIM, Brantas Abipraya berupaya mewujudkan konstruksi yang lebih cerdas, efisien, dan berkualitas tinggi,” paparnya
Melalui BIM, juga dapat menampilkan ciri khas budaya Kalimantan pada desain terminal dan konsep green airport.
Pengimplementasian BIM juga memastikan kualitas terjaga dari segi struktural dan estetika. Sugeng optimistis pembangunan bandara IKN ini dapat segera dirasakan manfaatnya.
Proyek yang dimulai pada 28 November 2023 lalu tersebut menjadi mengedepankan karya anak bangsa di seluruh aspek pembangunan IKN.
“Dalam pembangunan infrastruktur nasional dengan fokus pada kualitas, ketepatan waktu, dan inovasi teknologi. Kami senantiasa berkomitmen untuk memberikan kinerja terbaik di setiap proyek,” pungkasnya.
v