IKNPOS.ID – Pemilihan umum di New York baru-baru ini mencatat sejarah baru. Zohran Mamdani, politisi progresif keturunan Uganda–India, resmi terpilih sebagai wali kota Muslim pertama di New York. Kemenangan ini disambut dengan sorak dukungan dari kelompok pluralis, namun juga menimbulkan kekhawatiran dari sebagian pemimpin komunitas Yahudi yang menyoroti sikap kritis Mamdani terhadap Israel.
Beberapa jam setelah hasil pemilu diumumkan, Anti-Defamation League (ADL) langsung meluncurkan inisiatif baru untuk memantau kebijakan dan penunjukan pejabat di pemerintahan Mamdani.
Organisasi tersebut menyebut langkah ini penting untuk melindungi warga Yahudi di seluruh wilayah New York di tengah meningkatnya kasus antisemitisme.
Menurut hasil AP Voter Poll, sekitar 60 persen pemilih Yahudi mendukung mantan Gubernur Andrew Cuomo, lawan utama Mamdani, sementara hanya tiga dari sepuluh pemilih Yahudi yang memilih Mamdani. Kampanye yang keras, isu konflik Israel–Palestina, dan tuduhan antisemitisme sempat mewarnai jalannya pemilihan.
Reaksi Komunitas Yahudi Terbelah
Media konservatif pro-Israel seperti The Jewish Voice menggambarkan kekhawatiran akan “eksodus” komunitas Yahudi dari kota. Beberapa organisasi besar seperti Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations bahkan menyebut hasil pemilu ini sebagai “tonggak kelam”.
Namun tidak semua suara seragam. J Street, organisasi Yahudi berhaluan moderat, justru mengajak agar semua pihak membuka dialog dan menghentikan narasi ketakutan.
Presiden J Street, Jeremy Ben-Ami, menilai reaksi berlebihan dari sejumlah kelompok hanya akan memperdalam perpecahan sosial di New York.
“Tugas kita bukan menebar panik, melainkan bekerja sama dengan wali kota baru untuk membangun kota yang inklusif,” ujar Ben-Ami.
Mamdani: “Kami Berdiri Bersama Semua Warga”
Dalam pidato kemenangannya, Mamdani menegaskan bahwa pemerintahannya akan melindungi seluruh warga, termasuk komunitas Yahudi. Ia menolak tuduhan antisemitisme dan berjanji memperkuat pendanaan untuk pencegahan kejahatan berbasis kebencian.
Terverifikasi Dewan Pers