“Sektor transportasi menjadi tiga besar penyumbang emisi karbon,” ungkapnya.
Odo mengungkapkan pemerintah tengah menyusun peta jalan dan pengembangan SAF yang dikhususkan untuk transportasi udara. “Kita akan implementasi SAF 1% untuk maskapai pada 2027,” ujar Odo.
Odo mengapresiasi SAF berbasis jelantah, sehingga tidak terkendala dalam hal pasokan maupun jejak karbon. Oleh karena itu, Odo menjelaskan, ke depan pemerintah terus berupaya melibatkan banyak pihak untuk memperluas penggunaan SAF. “Termasuk menyiapkan skema pendanaan untuk penelitian pengembangan, sekitar 1% dari pendapatan transportasi maupun sektor energi,” jelasnya.
Indonesia menarik perhatian global pada perhelatan COP 30 di Belem, Brasil lewat kehadiran produk SAF berbasis material minyak jelantah.
Setelah sukses mengawal mandatori biodiesel (B40), Pertamina sejak beberapa tahun belakangan juga fokus menggarap SAF berbasis minyak jelantah (used cooking oil/UCO). Dengan keberhasilan membangun ekosistem SAF itu, Pertamina tidak saja menawarkan energi ramah lingkungan sesuai tuntutan industri penerbangan, melainkan juga meretas jalan kepada ekonomi sirkular di tengah era transisi energi.
Kehadiran SAF dan Biodiesel merupakan buah kebijakan Pemerintah Indonesia, serta langkah strategis Pertamina selaku penopang utama menciptakan swasembada energi nasional. Kini, mengikuti jejak sukses biodiesel, produk SAF berbasis jelantah pun diharapkan mampu memiliki daya ungkit ekonomi langsung kepada masyarakat.
Hal itu dimungkinkan dengan adanya ekosistem yang telah dibangun Pertamina. SAF melibatkan ekosistem usaha Pertamina, mulai dari pengepulan jelantah, kilang produksi, distribusi, hingga pemanfaatan oleh maskapai.
Tidak heran jika SAF buatan Pertamina ini jadi salah satu pembeda pada Paviliun Indonesia di ajang COP 30. Dalam rangkaian kegiatan COP 30 itu, Paviliun Indonesia secara gamblang mengangkat tema “Accelerating Substantial Actions of Nez Zero Achievement through Indonesia High Integrity Carbon”.
Sebagaimana diungkapkan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, tema tersebut menyiratkan pentingnya inisiatif dan tindakan nyata untuk menggapai target iklim yang telah ditetapkan oleh Indonesia.



















