IKNPOS.ID – Olahraga padel, kombinasi tenis dan squash, semakin populer di Indonesia. Meski terdengar baru, olahraga ini menarik perhatian masyarakat perkotaan karena menyenangkan sekaligus menyehatkan. Beberapa klub padel kini hadir di kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya, membuat penggemar olahraga mencari pengalaman baru yang berbeda dari tenis konvensional.
Padel dimainkan di lapangan yang lebih kecil daripada tenis, dikelilingi dinding, sehingga permainan menuntut kecepatan refleks, strategi, dan kekompakan tim. Olahraga ini tidak hanya melatih daya tahan tubuh, tetapi juga membantu membakar kalori secara efektif. Beberapa studi menunjukkan bahwa sesi padel selama satu jam dapat membakar sekitar 400–600 kalori, tergantung intensitas permainan.
Namun, popularitas padel di Indonesia datang dengan harga yang relatif mahal. Lapangan di klub-klub premium umumnya disewakan dengan tarif Rp 250.000 hingga Rp 400.000 per jam. Sementara itu, untuk menjadi anggota klub eksklusif, biaya tahunan bisa mencapai Rp 10–15 juta. Hal ini menjadikan padel sebagai olahraga yang masih dinikmati kelompok tertentu, terutama profesional muda, pebisnis, dan komunitas ekspatriat.
“Meski mahal, padel menawarkan keseruan dan tantangan yang berbeda. Kita bisa bermain bersama teman atau keluarga sambil tetap menjaga kebugaran,” ujar seorang pemain di Jakarta. Keunikan ini membuat padel bukan hanya olahraga, tetapi juga bagian dari gaya hidup sosial. Banyak pemain memanfaatkan kesempatan bermain untuk membangun jejaring dan memperluas pertemanan di kalangan elit perkotaan.
Selain itu, beberapa klub menyediakan fasilitas tambahan, seperti pelatih pribadi, lounge eksklusif, dan perlengkapan modern yang membuat pengalaman bermain lebih nyaman dan prestisius. Keberadaan fasilitas premium ini semakin menegaskan padel sebagai olahraga yang menggabungkan kebugaran, hiburan, dan status sosial.
Seiring waktu, minat terhadap padel terus meningkat. Klub-klub baru bermunculan, memberikan peluang bagi masyarakat luas untuk mencoba olahraga ini meskipun harus menyesuaikan anggaran. Beberapa komunitas bahkan mengadakan turnamen rutin, menambah daya tarik bagi mereka yang mencari kompetisi dan interaksi sosial.