Selain sodium, kalium juga berperan penting bagi kesehatan jantung. Komunitas dengan asupan kalium tinggi mencatat tingkat stroke, penyakit jantung, dan kematian lebih rendah. Kalium banyak ditemukan pada ubi jalar, sayuran hijau, tomat, kacang-kacangan, yogurt, jeruk, pisang, dan melon. Mengonsumsi lebih banyak makanan kaya kalium bisa membantu menyeimbangkan efek sodium tinggi.
Gupta menekankan, dari perspektif kesehatan masyarakat, fokus pada komunitas dengan konsumsi sodium tertinggi masuk akal. Namun, dalam praktik klinis, rekomendasi tetap harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Kritik terhadap penelitian PURE juga muncul, mirip studi 2016 oleh tim yang sama. Beberapa ilmuwan menyebut metode pengukuran sodium melalui sampel urine tunggal kurang akurat dibandingkan pengukuran 24 jam. Selain itu, partisipan yang sedang sakit dapat memengaruhi hasil kematian lebih karena kondisi kesehatan mereka, bukan sodium.
Di Amerika Serikat, CDC mencatat sekitar 50 persen sodium berasal dari makanan olahan dan siap saji, termasuk roti, sandwich, sup, camilan, dan daging olahan. Makanan restoran juga berkontribusi signifikan; misalnya, Cheesecake Factory Breakfast Burrito mengandung 4,6 gram sodium, hampir dua kali batas harian yang direkomendasikan.
Untuk mengelola asupan sodium, AHA menyarankan membaca label makanan, membatasi garam tambahan saat memasak di rumah, dan memilih opsi rendah sodium saat makan di luar. Konsumsi sodium moderat, dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan gaya hidup aktif, tetap menjadi kunci menjaga kesehatan jantung.