IKNPOS.ID – Cuaca super panas yang melanda Jakarta dalam beberapa waktu terakhir ini membawa dampak buruk. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 1.966.308 orang di Jakarta terjangkit penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Menurut Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, data penderita ISPA tersebut tercatat hingga bulan Oktober 2025.
“Total kasus ISPA di Provinsi DKI Jakarta hingga bulan Oktober 2025 tercatat sebanyak 1.966.308 kasus. Peningkatan jumlah kasus mulai teridentifikasi sejak bulan Juli 2025,” kata Ani dikutip Rabu, 22 Oktober 2025.
Menurut Ani, ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di Puskesmas, karena penularannya dapat terjadi dengan sangat mudah melalui percikan droplet maupun partikel aerosol di udara.
Kenaikan kasus ISPA ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tidak hanya akibat polusi udara, tetapi juga karena fenomena musim kemarau basah yang terjadi pada tahun ini.
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan daya tahan tubuh individu serta peningkatan jumlah agen biologis penyebab infeksi saluran pernapasan di lingkungan masyarakat.
Gejala ISPA meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam. Gejala tambahan dapat berupa hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, serta suara serak.
“Pada kasus yang lebih berat, penderita dapat mengalami sesak napas yang memerlukan penanganan medis segera,” tambah Ani.
Penyakit ISPA dapat dicegah dengan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:
- Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
- Menghindari kerumunan
- Memakai masker saat beraktivitas di ruang padat maupun area publik
- Menerapkan etika batuk dan bersin
- Segera mengakses layanan kesehatan apabila mengalami gejala batuk dan pilek
- Membatasi aktivitas ketika sedang sakit
- Menghindari paparan asap rokok
“Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, berolahraga secara rutin, serta mengelola stres dengan baik,” pungkasnya.