IKNPOS.ID – Insiden kebakaran mobil listrik di kapal kargo Morning Midas beberapa bulan lalu kembali menyoroti risiko baterai lithium-ion saat diangkut lewat laut. Baterai jenis ini, yang menjadi sumber tenaga utama mobil listrik, memiliki karakteristik sensitif terhadap panas ekstrem, benturan, dan paparan air asin.
Reaksi kimia yang terjadi saat elektroda dan elektrolit bertemu air atau rusak dapat memicu korsleting dan kebakaran hebat, yang sulit dipadamkan di atas kapal.
Kasus Morning Midas menunjukkan bahaya nyata dari transportasi kendaraan listrik di laut. Kapal yang mengangkut mobil listrik mengalami kebakaran beberapa jam setelah lepas dari pelabuhan, dengan api diduga berasal dari baterai lithium-ion salah satu kendaraan.
Meskipun semua kru berhasil diselamatkan, insiden ini menimbulkan kerugian besar dan menjadi peringatan bagi industri pelayaran global.
Baterai lithium-ion sangat padat energi, sehingga ketika terjadi kerusakan atau terkena kondisi ekstrem, panas yang dilepaskan bisa menyebabkan efek thermal runaway, di mana sel-sel baterai memanas sendiri dan memicu api berantai.
Air laut, yang bersifat konduktif, dapat mempercepat korsleting jika menembus sel baterai yang bocor. Itulah mengapa kebakaran di kapal sulit dikendalikan menggunakan metode pemadaman konvensional.
Dampak dari insiden ini bukan hanya kerugian material, tapi juga menyoroti perlunya prosedur keamanan yang lebih ketat.
Transportasi mobil listrik di kapal memerlukan sistem pengamanan tambahan, seperti pelindung isolasi untuk baterai, pengawasan suhu, dan protokol tanggap darurat yang khusus untuk kendaraan listrik.
Beberapa perusahaan asuransi juga kini meninjau ulang polis mereka untuk mengantisipasi risiko baterai lithium.
Bagi industri dan konsumen, edukasi terkait keselamatan baterai menjadi penting. Beberapa langkah pencegahan meliputi memastikan baterai dalam kondisi stabil sebelum transportasi, menghindari paparan langsung air laut, serta memahami teknologi pemadaman kebakaran khusus baterai lithium.