IKNPOS.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer melakukan kajian presentase ketersediaan air di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sekitarnya.
Kajian ini menggunakan data satelit dengan pendekatan metode Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan (JST).
Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Laras Toersilawati, dampak jika ketersediaan air di IKN tidak tercukupi, seperti pada perubahan iklim dan lingkungan sehingga dapat menyebabkan berkurangnya hujan (jumlah hari hujan dan curah hujan), serta adanya penurunan kualitas air (asam dan tercemar zat besi).
Selain itu, bisa juga menimbulkan dampak sosial dan lingkungan pada peningkatan kebutuhan air, karena pendatang yang tertarik ke IKN bisa meningkatkan kebutuhan air bersih.
Laras mengatakan, untuk mengatasi kemungkinan kelangkaan air di IKN, pemerintah dapat membangun bendungan dan sistem perpipaan baru, dan embung.
Kedua, membangun hutan kota, dan melakukan konservasi lahan dengan reboisasi atau penanaman pohon pengganti karena alih lahan dari hutan industri eucalyptus menjadi lahan terbangun.
“Penerapan Kota Spons (Sponge City) dengan cara mengelola air hujan secara alami, menyerap dalam tanah, dan memanfaatkan kembali. Serta tak kalah penting melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menghemat dan tidak mencemari air, ini bisa menjadi solusinya,” kata Laras, dikutip Rabu, 1 Oktober 2025.
Hasil Kajian Presentase Ketersediaan Air di Wilayah IKN
Dari hasil kajian presentase ketersediaan air di wilayah IKN dan sekitarnya menunjukan bahwa ketersediaan air tinggi/HW sebesar 0,51%, air vegetasi/VW 20,41% dan non air/NW 79,08%.
Laras menjelaskan, kajian dilakukan menggunakan data satelit selama kurun waktu Januari – Desember 2022.
Studi ini menggunakan citra Sentinel-2A yang dianalisis langsung dari Google Earth Engine (GEE) untuk menghitung tiga indeks spektral, yaitu Indeks Air Permukaan Tanah (LSWI), Indeks Perbedaan Vegetasi Ternormalisasi (NDVI), dan Indeks Perbedaan Air Ternormalisasi (NDWI). Tiga indeks ini digunakan sebagai prediktor dalam model Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan (JST).