Dokumen pengadilan juga mengungkap adanya ketegangan antara dua pendiri Pi Network, Dr. Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan. Beberapa sumber internal menggambarkan suasana kerja di perusahaan sebagai “lingkungan beracun.”
Isu ini menambah tekanan terhadap kepercayaan komunitas, yang sejak lama menuntut transparansi dalam pengelolaan dana dan sistem reward penambangan.
Turun dari Daftar 50 Kripto Teratas
Akibat penurunan nilai yang signifikan, Pi Coin kini keluar dari daftar 50 aset kripto terbesar dunia. Minimnya perkembangan ekosistem dan lambatnya kemajuan menuju peluncuran mainnet dinilai menjadi penyebab utama hilangnya nilai pasar miliaran dolar.
Tim pengembang berusaha menahan laju pasokan token dengan menurunkan tingkat dasar penambangan menjadi 0.0027405 π per jam pada September 2025—turun 1,23% dari bulan sebelumnya. Kini, pengguna memerlukan lebih dari 15 hari untuk menambang satu Pi tanpa bonus tambahan.
Pembaruan Teknis Tak Mampu Pulihkan Kepercayaan
Pi Network terus berupaya meningkatkan ekosistemnya melalui berbagai pembaruan.
Beberapa langkah terbaru meliputi:
Penambahan fitur DEX dan AMM di testnet untuk simulasi aktivitas DeFi.
Pembaruan testnet ke versi 20, yang diklaim memperkuat infrastruktur blockchain.
Peluncuran fitur “Fast Track KYC” berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat verifikasi pengguna dan aktivasi dompet mainnet.
Meski demikian, langkah-langkah teknis tersebut belum cukup memulihkan kepercayaan pasar.
Banyak analis menilai bahwa tanpa transparansi manajemen dan dukungan nyata dari bursa besar, Pi Network sulit bangkit dari krisis nilai dan kepercayaan yang sedang melanda.