Kemasan dari pelepah pisang belum tahan terhadap cairan dan umumnya hanya bisa digunakan sekali karena daya tahan (durabilitas) yang lebih rendah dibanding plastik. Solusinya, tim peneliti kini tengah merancang pelapis alami agar wadah tersebut bisa lebih kuat dan tahan lama.
Periset BRIN, Sukma Surya Kusumah, menjelaskan bahwa selama ini limbah seperti pelepah pinang dan pisang hanya dibiarkan membusuk di kebun, padahal serat alaminya berpotensi besar sebagai bahan penguat kemasan makanan.
“Inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap dua masalah utama, yakni tumpukan limbah plastik dan melimpahnya limbah pelepah pinang serta pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal,” ujar Sukma.
Dengan riset yang berkelanjutan, Indonesia menunjukkan langkah konkret dalam menghadapi krisis sampah plastik, sekaligus membuka peluang baru bagi industri ramah lingkungan berbasis bahan alami.
Sumber:BRIN