3. Penguatan Pendidikan Karakter Siswa
Program ketiga berfokus pada penguatan pendidikan karakter siswa sekolah dasar dan menengah.
Nilai-nilai moral, etika, dan kebangsaan kembali ditegaskan dalam kurikulum. Kemendikdasmen ingin membentuk siswa yang cerdas secara akademik sekaligus memiliki empati, toleransi, dan rasa nasionalisme yang tinggi.
Program ini juga beririsan dengan Gerakan Profil Pelajar Pancasila, yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan berakhlak mulia.
4. Wajib Belajar 13 Tahun: Dari TK Hingga SMA
Kebijakan wajib belajar 13 tahun menjadi program prioritas keempat.
Berbeda dengan sistem sebelumnya yang hanya mencakup 12 tahun, kini pemerintah menambahkan pendidikan taman kanak-kanak (TK) sebagai bagian dari jalur wajib belajar.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapat akses pendidikan sejak usia dini dan siap secara mental, sosial, serta akademik sebelum memasuki jenjang sekolah dasar.
5. Pembaruan Sistem Pembelajaran
Selanjutnya, program kelima berkaitan dengan pembaruan sistem pembelajaran di sekolah dasar dan menengah.
Kemendikdasmen menambahkan kurikulum baru yang lebih adaptif terhadap era digital, seperti pengajaran coding dan kecerdasan artifisial (AI).
Selain itu, ada peningkatan sistem tes kemampuan akademik (TKA) untuk mengukur potensi, motivasi, dan prestasi siswa secara lebih objektif.
“Kita ingin siswa punya semangat belajar yang tinggi dan mampu bersaing di dunia global,” kata Abdul Mu’ti.
6. Trigatra Bahasa: Indonesia, Daerah, dan Asing
Program terakhir adalah penguasaan bahasa melalui konsep Trigatra Bahasa, yang meliputi tiga pilar:
Mengutamakan Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional,
Melestarikan bahasa daerah sebagai warisan budaya,
Menguasai bahasa asing untuk menghadapi tantangan global.
Abdul Mu’ti menuturkan, posisi Bahasa Indonesia kini semakin diakui dunia. Ia menyebut, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa resmi dalam rapat-rapat UNESCO.
Bahkan, pada awal November 2025 mendatang, ia dijadwalkan menghadiri kongres UNESCO dan akan berpidato dalam Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya di forum internasional tersebut.






















