IKNPOS.ID – Gelombang protes terhadap Israel akibat konflik Gaza kini merambah dunia olahraga dan hiburan. Dari ajang balap sepeda bergengsi di Spanyol, pertandingan basket di Polandia, hingga rencana boikot Eurovision, desakan untuk menjatuhkan sanksi pada Israel semakin menguat.
Pada ajang balap sepeda Vuelta di Spanyol, aksi pro-Palestina sempat menghentikan jalannya lomba. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, bahkan secara terbuka mendukung boikot Israel dari semua ajang olahraga internasional hingga “kebrutalan” di Gaza berakhir.
Dukungan tersebut meningkatkan tensi politik di Eropa, terlebih setelah penyiar publik Spanyol bersama tiga negara Eropa lainnya mengancam mundur dari Eurovision 2025 jika Israel tetap diizinkan tampil.

Di Polandia, pertandingan basket disertai aksi penonton yang mencemooh lagu kebangsaan Israel. Di Inggris, seorang anggota parlemen meminta UEFA membatalkan laga Aston Villa kontra Maccabi Tel Aviv demi keamanan publik. Meski begitu, UEFA belum menunjukkan tanda akan memenuhi tuntutan tersebut.
Reaksi keras juga datang dari Israel. Menteri Luar Negeri Gideon Saar menyebut pernyataan Sánchez sebagai antisemit dan penuh kebohongan. Israel tetap bertahan pada sikapnya, menyebut operasi militernya sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perbandingan dengan sanksi terhadap Rusia pun tak terhindarkan. Rusia langsung dibekukan dari banyak ajang olahraga setelah menginvasi Ukraina pada 2022, sementara Israel hingga kini belum dilarang bertanding oleh IOC maupun FIFA.
Federasi-federasi olahraga di Italia, Norwegia, dan Irlandia mengaku keberatan menghadapi tim Israel, tetapi tetap harus bermain karena risiko sanksi jika menolak bertanding.
Di luar olahraga, sejumlah sineas Hollywood berjanji memboikot festival dan lembaga perfilman Israel. Fenomena ini mengingatkan pada masa apartheid Afrika Selatan yang dilarang tampil di Olimpiade hingga 1992.