Peluncuran mainnet penuh dan stabilitas teknis: uptime, throughput transaksi, dan audit keamanan.
Listing di bursa terkemuka: akses keluar-masuk fiat krusial bagi merchant dan likuiditas.
Pilot merchant dan integrasi POS: uji coba pembayaran nyata di ritel, e-commerce, atau layanan transportasi.
SDK atau plugin pembayaran: alat developer yang memudahkan integrasi ke platform e-commerce dan aplikasi.
Kemitraan dengan penyedia pembayaran: kerja sama dengan payment gateway, processor, atau stablecoin partner.
Kepatuhan regulasi yang jelas: perizinan dan kepastian hukum di yurisdiksi utama.
Jalur adopsi yang paling mungkin (realistis)
Daripada menunggu Amazon atau Apple, jalur yang lebih mungkin mendahului adopsi adalah:
Merchant lokal dan regional yang menerima Pi lewat wallet/QR sederhana;
Marketplace dan dApp dalam ekosistem Pi yang menunjukkan kegunaan nyata (mis. NFT, layanan digital, e-commerce komunitas);
Kemitraan dengan platform pembayaran pihak ketiga yang kemudian memberi akses ke merchant lebih luas.
Ketika kasus penggunaan nyata berkembang dan masalah likuiditas serta kepatuhan teratasi, barulah peluang untuk lompatan besar (menggaet raksasa teknologi) menjadi realistis.
Pertanyaan “Siapa yang akan pertama menerima $PI, Amazon, Apple, Tesla, atau Meta?” menarik dan memicu diskusi, namun realitas adopsi komersial menuntut bukti teknis, likuiditas, regulasi, dan studi kasus merchant. Di jangka pendek, adopsi oleh perusahaan besar tampak kurang mungkin tanpa langkah-langkah pendahuluan yang konkret.
Indikator paling relevan untuk dipantau adalah kematangan mainnet, listing di bursa besar, pilot merchant, dan kepastian hukum. Fokus pada sinyal-sinyal ini memberi gambaran lebih valid dibanding sekadar spekulasi tentang raksasa yang “siapa tahu” tiba-tiba menerima $PI.