IKNPOS.ID – Gaya vintage kini semakin diminati, tidak hanya dalam dunia fashion, tetapi juga di interior dan pop culture. Kata “vintage” mengacu pada barang-barang yang berasal dari masa lalu, biasanya diproduksi antara 20 hingga 100 tahun lalu, dan memiliki nilai estetika serta sejarah yang khas.
Berbeda dengan antik, yang umumnya berusia lebih dari 100 tahun, barang vintage kerap dikaitkan dengan era tertentu, misalnya pakaian tahun 1920-an, mobil tahun 1950-an, atau furnitur tahun 1960-an.
Dalam desain interior, furnitur vintage membawa nuansa hangat dan nostalgia. Sebuah meja kayu solid dari 1950-an atau lampu gantung Art Deco dari 1920-an bisa menjadi titik fokus yang memikat. Mengombinasikan elemen vintage dengan sentuhan modern menciptakan kontras yang harmonis, di mana elemen lama dan baru saling melengkapi.
Furnitur vintage sering dibuat dengan material berkualitas tinggi dan pengerjaan tangan yang rapi, menggunakan kayu solid, besi tempa, atau kain alami. Kualitas ini seringkali sulit ditandingi oleh produk modern.
Beberapa gaya populer tersebut termasuk di antaranya sebagai berikut:
Mid-Century Modern: Dikenal dengan garis bersih, bentuk geometris, dan material seperti kayu jati serta kain wol. Gaya ini populer pada 1950-1960-an.
Art Deco: Menonjolkan kemewahan dengan kaca, cermin, dan logam mengilap, populer pada 1920-1930-an.
Victorian: Menampilkan ukiran rumit, kain beludru, dan desain mewah khas akhir abad ke-19.
Memadukan furnitur vintage dengan interior modern membutuhkan keseimbangan. Misalnya, sofa vintage dapat dipadukan dengan meja kopi minimalis atau kursi Art Deco ditempatkan di sudut ruang modern. Kunci desain ini adalah menambahkan karakter tanpa mengalahkan estetika keseluruhan.
Merawat furnitur vintage memerlukan perhatian khusus, di antaranya sebagai berikut:
Pembersihan: Gunakan produk sesuai material, seperti minyak kayu untuk menjaga kilau dan kelembapan.
Perbaikan: Jika ada kerusakan, mintalah bantuan profesional berpengalaman dalam restorasi furnitur vintage.