IKNPOS.ID – Pemerintah Amerika Serikat tengah menyelesaikan kesepakatan dengan Tiongkok terkait operasi TikTok di negaranya. Langkah ini bertujuan memastikan platform media sosial yang populer di kalangan remaja dan dewasa ini dapat beroperasi di AS dengan aman. Khususnya dalam hal data pengguna dan algoritma yang menentukan konten yang ditampilkan.
Inti dari kesepakatan ini adalah pengalihan kontrol algoritma TikTok versi AS ke pihak Amerika. Algoritma ini berperan penting karena mengatur video yang muncul di feed pengguna, termasuk rekomendasi konten, trending, dan interaksi.
Dengan kontrol di tangan Amerika, data pengguna AS akan lebih terlindungi dan platform diharapkan bebas dari potensi manipulasi dari pihak luar, khususnya pemerintah Tiongkok.
Selain itu, struktur dewan pengawas TikTok di AS juga diatur ulang. Dari tujuh kursi dewan, enam akan diisi oleh warga Amerika, sedangkan satu kursi tetap diberikan kepada perusahaan induk TikTok, ByteDance, dari Tiongkok. Dewan ini bertugas mengawasi keputusan strategis TikTok di AS, termasuk pengelolaan data dan keamanan platform.
Dalam kesepakatan ini, perusahaan teknologi Oracle akan diberi tanggung jawab untuk mengelola data dan keamanan TikTok versi Amerika. Hal ini mencakup penyimpanan data pengguna AS secara lokal dan memastikan algoritma berjalan sesuai dengan standar keamanan nasional. Oracle akan bertindak sebagai pengawas independen, menjembatani kepentingan pengguna, pemerintah, dan platform.
Kesepakatan ini juga merupakan implementasi dari Undang-Undang Perlindungan Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing (PAFACA) yang disahkan di AS pada April 2024. Undang-undang ini mewajibkan TikTok untuk melepaskan kendali dari ByteDance atau menghadapi potensi pelarangan operasi di AS. Tujuan utamanya adalah menjaga keamanan nasional, mencegah potensi pengaruh asing terhadap opini publik, dan melindungi data pribadi warga Amerika.
Meski Gedung Putih menyatakan kesepakatan hampir rampung, pihak Tiongkok, termasuk ByteDance dan kementerian terkait, belum memberikan konfirmasi resmi. Negosiasi ini berlangsung intensif antara kedua negara, dengan fokus utama pada transparansi, kontrol algoritma, dan keamanan data. Presiden AS dan Presiden Tiongkok telah mengadakan pembicaraan untuk memastikan kesepakatan berjalan adil bagi kedua pihak.