2. Keamanan Blockchain Masih Jadi PR Besar
Meski blockchain dikenal aman karena bersifat terdesentralisasi, ancaman siber tetap nyata.
Hendri Arifin, CEO CybershieldID, mencontohkan kasus ResupplyFi (Juni 2025) di mana bug smart contract membuat peretas bisa mencuri hampir $10 juta.
Tak hanya itu, blockchain bridges juga rawan. Kasus peretasan Ronin Bridge (Axie Infinity) pada 2022 yang menelan $625 juta masih jadi pengingat pahit.
“Blockchain aman secara desain, tapi tetap sangat bergantung pada eksekusi teknis dan faktor manusia. Bug kecil bisa berakibat fatal,” jelas Hendri.
CybershieldID pun menerapkan audit ganda, brankas digital, real-time monitoring, hingga bug bounty program untuk melindungi aset kripto dari ancaman siber.
3. Kripto vs Pembayaran Digital Konvensional
Topik lain yang menarik adalah persaingan antara pembayaran digital konvensional (e-wallet, transfer bank) dengan mata uang kripto.
Menurut Ngo Agustino, CMO YUKK Payment Gateway, kripto bukan sekadar tren, melainkan evolusi internet berikutnya (Web3) dengan lapisan kepercayaan dan identitas digital yang lebih kuat.
“Bagi kami, kripto bukan ancaman, justru kesempatan untuk kolaborasi. Blockchain bisa memperkuat privasi, integritas data, dan efisiensi transaksi,” kata Agustino.
Dengan adopsi Web3, perusahaan bisa memanfaatkan integrasi data real-time untuk operasional, marketing, hingga ekspansi global.
Prospek Kripto Indonesia di Tengah Tren Global
Dengan semakin banyaknya aset kripto global, dukungan merchant besar, serta festival internasional seperti Coinfest Asia 2025, jelas bahwa ekosistem kripto dan Web3 bukan lagi “masa depan”, tapi sudah jadi kenyataan.
Indonesia sendiri punya peluang besar sebagai salah satu pusat ekosistem kripto Asia, apalagi dengan jumlah investor yang terus tumbuh dan transaksi yang menembus puluhan triliun rupiah.
Namun, agar industri ini benar-benar sustainable, dua hal penting tak boleh dilupakan:
-
Edukasi masyarakat untuk berinvestasi tanpa FOMO.
-
Keamanan siber blockchain agar aset kripto tetap terlindungi.
Jadi, apakah kamu sudah siap ikut dalam gelombang ekonomi digital berbasis kripto ini?