IKNPOS.ID – Sidra Coin segera menjadi stablecoin resmi yang patuh syariah. Saat ini salah satu bursa cryptocurrency tier satu terbesar di dunia dikabarkan sedang dalam tahap akhir pembicaraan terkait pencatatan tersebut. Ini akan menjadi sejarah dalam perkembangan sektor kripto dan keuangan Islam.
Jika terwujud, ini akan menjadi pertama kalinya bursa global mengadopsi mata uang digital stabil yang mematuhi prinsip syariah. Dan akan menjadi sebuah langkah yang dipandang sebagai terobosan dalam integrasi etika keuangan ke dalam pasar aset digital.
Sumber industri mengungkapkan bahwa negosiasi antara tim pengembang Sidra dan pihak bursa telah memasuki fase final, dengan pengumuman resmi diperkirakan dalam beberapa pekan mendatang.
Meskipun identitas bursa belum diungkapkan karena perjanjian non-disclosure, kemitraan ini diyakini akan menjadi lompatan besar bagi inovasi kripto halal.
Sidra: Kebangkitan Keuangan Etis di Era Digital
Sidra adalah stablecoin yang dibangun sejak awal dengan kepatuhan penuh pada prinsip keuangan Islam. Berbeda dari stablecoin konvensional yang mungkin menyimpan dana di instrumen berbunga atau investasi tidak transparan, Sidra memastikan seluruh cadangan dikelola sesuai standar etika syariah, menghindari riba (bunga), gharar (ketidakpastian berlebihan), dan investasi yang haram.
Menurut Ali Khan, Head of Compliance and Strategy di Sidra Labs, Sidra tidak hanya melayani investor Muslim, tetapi saiapa saja yang menginginkan kripto transparan dan stabil,
“Sidra dikembangkan bukan hanya untuk melayani investor Muslim, tetapi juga bagi siapa saja yang menginginkan instrumen kripto yang etis, transparan, dan stabil. Kemitraan dengan bursa utama akan memvalidasi model kepatuhan kami sekaligus membuka akses global tanpa mengorbankan prinsip.” ujarnya dikutip HKN.
Permintaan Global untuk Keuangan Digital Halal
Pasar keuangan Islam global bernilai lebih dari USD 3 triliun, dan permintaan terhadap produk keuangan digital halal terus melonjak. Kawasan seperti Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika Utara menunjukkan pertumbuhan pesat pengguna blockchain dan DeFi. Namun, minimnya instrumen yang patuh syariah selama ini menjadi penghalang partisipasi investor Muslim.