“Kalau kereta khusus petani-pedagang ini terwujud, kapasitas angkut barang meningkat, penumpang tidak terganggu, bahkan ternak seperti kambing bisa diangkut kembali. Ini akan mendukung ekonomi desa,” jelasnya.
Rencana ini memerlukan kolaborasi lintas sektor. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, PT KAI, dan Pemkab Lebak diharapkan bekerja sama.
“PT KAI menyediakan keretanya, Dirjen Perkeretaapian bisa mengusulkan subsidi melalui DIPA, dan Pemda menyediakan angkutan umum gratis menuju stasiun,” ucap Aditya.
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diajak mengaktifkan kembali bus pasar sebagai angkutan lanjutan dari stasiun.
Bahkan KPAI pun disarankan dilibatkan dalam diskusi layanan ini untuk memastikan layanan ramah keluarga.
Aditya menambahkan, jika proyek ini sukses, layanan bisa diperluas ke lintasan lain seperti Purwakarta–Kota, Wonogiri–Purwosari, hingga Sukabumi–Jakarta.
“Tak harus kereta baru, bisa juga digandengkan dengan kereta penumpang di lintas non-listrik,” katanya.
Selain mempermudah distribusi, inisiatif ini dinilai mampu menahan laju urbanisasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Memfasilitasi sarana angkutan bagi petani dan pedagang akan meningkatkan perputaran ekonomi dari desa ke kota. Serta mengurangi perpindahan warga dari desa ke kota,” tutup Aditya.
Fajar Ilman