IKNPOS.ID – Meski digadang-gadang sebagai proyek transportasi prestisius, Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh ternyata menimbulkan beban besar bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis 21 Agustus 2025, terungkap bahwa arus kas operasional Whoosh belum mampu menutup biaya jumbo yang dikeluarkan.
Kondisi ini bahkan diibaratkan sebagai “bom waktu” yang bisa meledak bila tidak segera ditangani dengan restrukturisasi keuangan yang matang.
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut pihaknya sudah menyiapkan enam program kunci pada 2025, salah satunya adalah restrukturisasi proyek strategis nasional (PSN) .
Sejak resmi beroperasi komersial pada Oktober 2023, Whoosh terus menimbulkan kerugian bagi KAI. Hingga semester I 2025, KAI tercatat merugi Rp951,48 miliar hanya dari operasional Whoosh. Jika dihitung setahun penuh, nilainya bisa mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
Lebih parah lagi, sepanjang 2024, KAI sudah menanggung kerugian Rp 2,69 triliun dari kepemilikannya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium pengelola KCJB, di mana KAI memegang porsi saham terbesar, yakni 58,53 persen.
Angka kerugian fantastis ini menjadi beban besar yang terus menekan kesehatan keuangan KAI.
Upaya Pemerintah dan Danantara
Menanggapi hal ini, KAI mengusulkan restrukturisasi utang Whoosh sebagai salah satu jalan keluar. Bobby mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menegaskan bahwa solusi sudah disiapkan pemerintah melalui Danantara, bahkan sudah masuk ke Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
“Tenang saja, pemerintah melalui Danantara sudah memasukkan di RKAP 2025 soal penyelesaian Whoosh,” ujar Andre.
CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, juga menambahkan bahwa restrukturisasi utang KCJB tengah dikaji serius.
Ia juga menekankan, bahwa langkah yang diambil tidak boleh sekadar menunda masalah, tetapi harus menjadi solusi permanen.
Enam Program KAI Tahun 2025
Selain restrukturisasi Whoosh, KAI juga menyiapkan lima langkah lain untuk memperbaiki kinerja:
- Optimalisasi angkutan penumpang melalui peningkatan kapasitas dan layanan.
- Peningkatan angkutan barang di Sumatra Selatan dan Pulau Jawa untuk mendukung logistik nasional.
- Kerja sama pemanfaatan aset guna mendukung program pemerintah 3 juta rumah rakyat.
- Transformasi digital demi meningkatkan efisiensi dan keselamatan.
- Perbaikan tata kelola perawatan prasarana dengan menekankan aspek keselamatan.
Dengan kerugian yang sudah mencapai triliunan rupiah, nasib Whoosh kini bergantung pada langkah restrukturisasi dan dukungan penuh pemerintah.