IKNPOS.ID – Spekulasi, klaim valuasi fantastis bukanlah hal baru di dunia kripto. Namun, gagasan bahwa Pi Coin bisa menembus $100 per unit dan berkontribusi pada market cap $1 triliun memicu perdebatan besar.
Bagi skeptis, prediksi itu dianggap ilusi karena Pi Network belum membuka perdagangan bebas di bursa kripto besar. Namun, bagi jutaan Pioneers, keyakinan itu bukan sekadar mimpi. Mereka percaya Pi Network sedang membangun fondasi yang bisa mengubah wajah ekonomi digital berbasis Web3.
Perdebatan $100: Antara Harapan dan Realitas
Angka $100 per Pi Coin menjadi simbol keyakinan komunitas. Para pendukung berargumen bahwa:
Pi memiliki basis pengguna puluhan juta dengan verifikasi KYC.
Pi Coin disiapkan sebagai alat transaksi nyata dalam ekosistem aplikasi terdesentralisasi.
Strategi proyek menekankan utility lebih dulu sebelum spekulasi harga.
Komunitas memiliki daya tahan psikologis untuk menunggu.
Sementara itu, pengkritik menekankan minimnya likuiditas, belum adanya listing besar, dan risiko regulasi.
HODL sebagai Strategi Pioneers
Istilah HODL (hold on for dear life) menjadi filosofi utama bagi para Pioneers. Bagi mereka, menahan Pi bukan hanya taktik, melainkan bentuk kepercayaan pada roadmap jangka panjang.
Alasan Pioneers memilih HODL:
Keyakinan pada visi dan pengembangan tim inti.
Ekspektasi ekosistem pembayaran dan reward yang terintegrasi.
Potensi kemitraan strategis dengan sektor keuangan digital.
Menghindari pelepasan koin saat likuiditas masih rendah.
Ekosistem Utility: Pondasi Nilai Pi
Berbeda dengan token spekulatif, Pi Network menekankan pembangunan ekosistem utility sebelum meluncurkan perdagangan terbuka. Rencana ini mencakup:
Aplikasi dApps untuk perdagangan, komunikasi, dan keuangan terdesentralisasi.
Integrasi dengan Pi Wallet dan Pi Browser untuk transaksi aman.
Dukungan developer membangun marketplace berbasis Pi.
Identitas digital, verifikasi, dan governance terdesentralisasi.
Dengan pendekatan ini, nilai Pi Coin akan ditentukan oleh kegunaan nyata, bukan sekadar hype pasar.