IKNPOS.ID – Pi Network vs Bitcoin kembali menjadi perbincangan hangat di dunia kripto. Dua aset digital ini memiliki jalur perkembangan yang berbeda, namun sama-sama menarik perhatian komunitas global. Pertanyaannya, apakah Pi Network benar-benar bisa menyaingi Bitcoin (BTC) yang sudah mapan dan mendominasi pasar?
Pi Network: Gratis, Mudah, dan Inklusif
Pi Network hadir sebagai terobosan dengan konsep mining gratis melalui aplikasi ponsel. Tidak dibutuhkan perangkat mahal, listrik besar, maupun keahlian teknis rumit untuk menjadi penambang.
Selain itu, Pi Network menawarkan ekosistem yang diklaim lebih aman dan inklusif, sehingga siapa saja bisa ikut serta tanpa hambatan besar. Tak heran, lebih dari 100 juta pengguna aplikasi Pi sudah terdaftar, menjadikannya salah satu komunitas kripto terbesar di dunia.
Bitcoin: Mahal, Sulit, tapi Paling Dipercaya
Di sisi lain, Bitcoin tetap menjadi raja kripto dengan dominasi tak tergoyahkan. Mining BTC membutuhkan modal besar untuk membeli perangkat keras canggih serta biaya listrik tinggi. Selain itu, pengelolaan teknisnya jauh lebih kompleks dibandingkan Pi Network.
Namun, di balik semua itu, Bitcoin memiliki keunggulan besar: adopsi global, kepercayaan institusional, dan dukungan infrastruktur finansial seperti ETF Bitcoin yang menarik dana miliaran dolar. Faktor inilah yang membuat BTC tetap unggul dalam hal likuiditas dan penerimaan pasar internasional.
Tantangan Pi Network: Dari Hype ke Utility
Meski memiliki basis komunitas yang masif, Pi Network menghadapi kendala besar, terutama soal likuiditas. Sebagian besar nilai Pi masih terkunci, sementara pasca “unlock”, harga justru tertekan akibat tekanan jual.
Untuk benar-benar menjadi rival BTC, Pi harus membuktikan diri lewat adopsi nyata: aplikasi terdesentralisasi (DApp) yang relevan, kerja sama strategis, hingga peningkatan nilai utilitas di dunia nyata.
Bitcoin vs Pi Network: Siapa Menang?
Bitcoin unggul dalam hal kepercayaan, regulasi, adopsi institusi, dan infrastruktur keuangan.