IKNPOS.ID – Pi Network, yang selama ini sering diragukan karena penundaan peluncuran dan janji yang belum kunjung terwujud, akhirnya menunjukkan perkembangan nyata. Sejak meluncurkan Open Mainnet pada Februari lalu, proyek ini resmi beralih dari sistem tertutup menjadi ekosistem terbuka yang terhubung dengan jaringan eksternal.
Dengan perubahan ini, Pi Network kini mendukung transaksi lintas platform, aplikasi terdesentralisasi (dApps), hingga sistem pertukaran aset digital yang lebih luas.
Sejak peluncuran mainnet, lebih dari 13 juta pengguna telah memigrasikan akun mereka. Bulan ini, Pi Network bersiap merilis 276 juta token PI, setara 3,5% dari total pasokan yang beredar.
Akankah Harga PI Tertekan?
Banyak yang bertanya-tanya apakah rilis token besar-besaran akan menekan harga PI. Berdasarkan catatan sebelumnya, harga Pi pernah turun hingga 34% dalam dua bulan setelah unlock token.
Namun kondisi saat ini tampak berbeda. Dalam sepekan terakhir, harga PI justru naik sekitar 10%, didorong oleh meningkatnya aktivitas mining lewat ponsel serta strategi Pi Network yang berfokus pada pengguna mobile.
Adopsi Semakin Luas, Tapi Belum Masuk Bursa Besar
Pi Network terus memperkuat infrastrukturnya dengan meluncurkan node publik dan menyediakan tools bagi komunitas developer. Tujuan utama mereka jelas: menjadi gerbang kripto ramah seluler untuk pengguna baru.
Meski begitu, tantangan besar masih menghadang. Saat ini PI memang sudah bisa diperdagangkan di OKX dan Bitget, tetapi belum tercatat di bursa utama seperti Binance atau Coinbase. Faktor utamanya meliputi tata kelola proyek, utilitas token, serta kepatuhan regulasi.
Selama belum masuk ke bursa global besar, likuiditas dan adopsi PI akan terbatas meski komunitasnya aktif. Namun jika suatu saat berhasil listing di bursa utama, Pi Network berpotensi naik kelas dari proyek komunitas menjadi pemain besar di dunia kripto.